Info Center Bidan Ruqiya Hazirotul Qudsiya Alamat: Jalan Lintas Timur Sumatera Puskesmas Mesuji Induk Pematang Panggang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Indonesia Situs website https://www.puskesmas-mesuji.blogspot.com

Sabtu, 08 Mei 2010

Kurang Puas Dengan Kemoterapi, Tim Medis Leukimia Memutar Otak




FK Unair-Menyadari minimnya hasil yang diperoleh dari kemoterapi, Tim Medis Bidang Penyakit Leukimia pada anak RSU Dr. Soetomo tengah berancang-ancang untuk menapaki potensi Transplantasi sum-sum tulang.

Kasus penyakit Acute Lymphoblastic Leukimia (ALL) atau biasa diartikan sebagai penyakit Leukimia akut yang mendera anak-anak usia 2-4 tahun saat ini menyita keprihatinan tersendiri.
Tercatat di RSU Dr. Soetomo tahun 2009 lalu tercatat ada 85 kasus ALL pertahunnnya, dan diamati tahun 2010 saat ini angka kejadiannya terus meningkat.
Sejauh ini , pengobatan leukemia akut adalah dengan pemberian kemoterapi, radioterapi, yang bertujuan untuk menghancurkan sel-sel kanker sampai habis, dengan Angka kesembuhan pada anak-anak mencapai 75-80 persen.
Pelaksanaanya diberikan secara bertahap dan terdiri dari beberapa siklus. Dimulai dari induksi (Awal), konsolidasi dan pemeliharaan. Tahap induksi bertujuan memusnahkan sel kanker secara progresif. Tahap konsolidasi untuk memberantas sisa sel kanker agar tercapai sembuh sempurna. Hingga tahap pemeliharaan yang berguna untuk menjaga agar tidak kambuh.
Namun meski sebelumnya Pengobatan dilakukan melalui pemberian obat kemoterapi, namun pada kenyataanya angka kegagalan terapi tersebut masih tinggi.
Di temui usai acara seminar ilmiah Stemcell yang berlangsung (13 April 2010) di Ruang Gramik FK Unair, Pembicara seminar sekaligus Ketua Divisi Hematologi-Onkologi Dept/ SMF Ilmu Kesehatan Anak RSU Dr. Soetomo DR. Dr. I Dewa Gede Ugrasena Sp.A(K) mengungkapkan Penyebab gagalnya Pengobatan kemoterapi ini tidak terfokus pada satu penyebab saja, ada beberapa factor yang menyebabkan gagalnya pengobatan kemoterapi.
Mulai dari kendala financial si penderita, Faktor dukungan dari keluarga, bahkan yang terbaru saat ini juga disebabkan karena adanya resistensi obat yang merupakan bawaan dari sipenderita sehingga membuat gagalnya proses pengobatan.
“Mayoritas, Penderita yang berobat berasal dari keluarga miskin dan datang dari luar kota, meski dalam pembiayaannya dibantu oleh pemerintah, namun bagi mereka biaya transportasi dan “tetek mbengek”selama dirumah sakit juga menjadi kendala, kondisi tersebut yang akhirnya membuat proses pengobatan sipenderita tidak tuntas, datang berobat hanya beberapa kali saja, selanjutnya berhenti karena kendala2 tersebut” ungkapnya.
Ditekankan, penanganan ALL dan jenis Leukimia yang lain ini diangap tidak main-main , dalam proses pengobatannya harus melalui 26 bulan masa terapi intensif, dan membutuhkan kejasama antar dokter, pasien dan keluarga penderita. Namun sayangnya disiplin pengobatan ini banyak yang tidak disadari oleh masyarakat,padahal, telat sedikit saja memberikan obat, bisa berakibat fatal.
Penyebab utamanya Belum Jelas.
Sampai saat ini penyakit Acute Lymphoblastic Leukimia (ALL) yang mendera anak-anak belum diketahui pasti penyebab utamanya, Pakar kesehatan diseluruh dunia sekalipun hanya bisa menghipotesiskan adanya beberapa faktor pemicu seseorang mengalami ALL.
Sejauh ini Faktor Pemicu ALL, ungkap Dr. Ugrasena, bisa disebabkan antara lain akibat paparan bahan-bahan kimia tertentu seperti terapi khemoterapi atau radiasi, pencemar udara , insektisida, hingga efek ledakan bom atom.
“yang jelas, dari hasil hipotesa yang disinyalir menjadi faktor penyebab itu berujung pada terjadinya mutasi pada genetik sel yakni pada sel DNA seseorang, sehingga berdampak negative pada system kerja proliferasi dimana sel yang dihasilkan tak terkendali sekaligus mempengaruhi proses maturasi atau pematangan sel yang tak tuntas ”ungkapnya.
Melirik “Bone Marrow Stemcell”
Meski dikatakan masih sebatas wacana, namun Dr. Ugrasena bersama tim stemcell sedang berancang-ancang untuk memanfaatkan potensi transplantasi sum-sum tulang ( Bone Marrow Stemcell) sebagai solusi pengobatan ALL.
Berkaca dari keberhasilan Bone Marrow stemcell yang sudah lebih dulu di diterapkan dinegara luar seperti Singapura, filiphina da Vietnam, memicu keinginan Dr. Ugrasena bersama tim untuk mengembangkan Bone Marrow Stemcell di Negara sendiri.
Dijelaskan, Diluar Negeri metode Transplantasi sumsum tulang yang didapat dari sum-sum tulang si penderita maupun orang lain berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak akibat kanker.
Kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan dalam pengobatan Leukemia? Alasan utama dilakukannya adalah agar pasien tersebut dapat diberi pengobatan dengan kemoterapi dosis tinggi dan atau terapi radiasi.
untuk mengerti kenapa transplantasi sumsum tulang diperlukan, perlu mengerti pula bagaimana kemoterapi dan terapi radiasi bekerja. Kemoterapi dan terapi radiasi secara umum mempengaruhi sel yang membelah diri secara cepat. Mereka digunakan karena sel kanker membelah diri lebih cepat dibandingkan sel yang sehat.
Namun, karena sel sumsum tulang juga membelah diri cukup sering, pengobatan dengan dosis tinggi dapat merusak sel-sel sumsum tulang tersebut. Tanpa sumsum tulang yang sehat, pasien tidak dapat memproduksi sel-sel darah yang diperlukan. Sumsum tulang sehat yang ditransplantasikan dapat mengembalikan kemampuan memproduksi sel-sel darah yang pasien perlukan.
Meski dinilai Efektif, namun efek samping transplantasi sumsum tulang tetap ada, yaitu kemungkinan terjadinya infeksi maupun perdarahan karena pengobatan kanker dosis tinggi.
Hal ini dapat ditanggulangi dengan pemberian antibiotik ataupun transfusi darah untuk mencegah anemia. Apabila berhasil dilakukan transplantasi sumsum tulang, kemungkinan pasien sembuh sebesar 70-80 persen, tapi masih memungkinkan untuk kambuh lagi. Kalau tidak dilakukan transplantasi sumsum tulang, angka kesembuhan hanya 40-50 persen.
Di Singapura, tingkat keberhasilan penggunaan transplantasi sum-sum Tulang ini sudah mencapai 70-80 persen, bahkan di Negara Vietnam, pemakaian Bone Marrow sudah dilakukan sejak tahun 1996 lalu.
Dan dikatakan Dr. Ugrasena, Indonesia adalah satu-satunya Negara yang belum menerapkan metode Transplantasi Sum-sum tulang , dengan alasan selain masih belum diketahui secara pasti penyebab utama terjadinya pertumbuhan sel darah putih secara tidak normal tersebut juga dapat dipastikan Pengobatan dengan Bone Marrow stemcell menelan biaya yang tidak sedikit.
Lalu, Bagaimana dengan Indonesia? Dr. Ugrasena mengatakan, masalah ini menjadi tatangan tersendiri untuk Indonesia , Tim Medis berharap dalam mengembagkan metode ini mendapat dukungan dari semua pihak, agar pengembangan transplantasi ini nantinya benar-benar bisa dilaksanakan.(Fy*)
Tags: