Info Center Bidan Ruqiya Hazirotul Qudsiya Alamat: Jalan Lintas Timur Sumatera Puskesmas Mesuji Induk Pematang Panggang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Indonesia Situs website https://www.puskesmas-mesuji.blogspot.com

Sabtu, 08 Mei 2010

Konsumsi Sembarang obat Akibatkan Dispepsia


MAAG berasal dari bahasa Belanda yang artinya lambung. Dengan adanya kelebihan kadar asam lambung hingga menyebabkan perasaan terbakar di ulu hati.

RASA nyeri atau rasa tidak nyaman di perut atas, umumnya di bawah tulang rusuk di atas pusar, yang disertai kembung, sendawa berlebihan, rasa panas di dada, mual, muntah, dan napas berbau seringkali dianggap enteng. Biasanya penderita hanya minum obat bebas semisal antasida (penawar asam lambung) yang banyak diiklankan.

Namun, berhati-hatilah. Bukan justru mengobati, tapi menambah parah keadaan Anda. Itu yang dikatakan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dokter Nu'man AS Daud. "Kumpulan gejala seperti itu biasanya dikenal sebagai dispepsia.

Dan selain itu juga bisa menjadi penyakit serius seperti kanker lambung, maupun radang lambung dalam yang bisa menyebabkan kebocoran saluran cerna," kata dr Nu'man AS Daud, SpPD, Rabu, 3 Maret.

Dispepsia berasal dari bahasa Yunani yaitu dys & pepsis (bad digestion). Dimana secar definisi Nu'man mengatakan, dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindroma klinik berupa "sakit atau nyeri" ulu hati dan "discomfort". "Discomfort artinya cepat kenyang, rasa penuh daerah perut atas,kembung, mual, muntah, sendawa, episodik atau persisten kambuh setelah makan," katanya.

Berdasarkan kelainannya, ia mengurai bahwa dibagi menjadi dua. "Ada Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik sebagai penyebabnya. Sindroma dispepsi organik terdapat kelainan yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus dua belas jari, radang pankreas, radang empedu, dan lain-lain," urainya.

Sedangkan yang kedua dikenal dengan Dispepsia nonorganik atau dispepsia fungsional, atau dispesia nonulkus (DNU).

"Dispepsia ini biasanya terjadi jika tidak ada kejelasan apa penyebabnya. Dispepsi fungsional tanpa disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, dan endoskopi (teropong saluran pencernaan). Atau dengan kata lain jika tidak ada bukti bahwa adanya kelainan organ atau struktur anatomi," urai staf Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo ini..

Namun, sebagian besar pasien yang ia hadapi adalah mereka yang mengalami dispepsia fungsional. "Sekitar 40-50 persen orang menderita dispepsia non ulcer atau dispepsia fungsional. Tidak ada organik didalamnya dan itu sebagai pintu untuk masuk mencari apa keluhannya itu betul, dan untuk mengetahui ada luka atau tidak didalamnya harus dilakukan pemeriksaan dalam atau endoskopi. Dan biasanya banyak yang terjadi nanti baru terlihat jika sudah ada efek lanjutan," paparnya.

Dalam keadaan normal asam HCL lambung dihasilkan oleh selarietal lambung.
Ketika ada stimulasi sel Parietal akan mensekresikan asam HCL dengan konsentrasi 160 mM (ekivalen dengan pH 0,8) Epitel mukosa lambung secara intrinsik resisten terhadap efek perusak dari asam lambung. Akan tetapi pada keadaan tertentu dimana sekresi asam lambung ini akan menjadi masalah dan dapat menimbulkan gastritis bahkan tukak peptik

Stimulasi atau perangsangan sekresi asam di sel parietal terjadi pada reseptor histamine (reseptor H2), reseptor acetylcholine (reseptor tipe muskarinik) dan reseptor gastrin
Nu'man melanjutkan bahwa kelainan yang terjadi pada saluran cerna banyak faktor yang berpengaruh.

"Akan tetapi selalu patokannya adalah adanya kelainan saluran cerna yang disebabkan kerena adanya ketidak seimbangan yang terjadi, antara faktor perusak dan pertahanan. Ada yang mekanisme pertahanannya lebih rendah dibanding faktor agresif atau faktor perusak.

Karena secara normal kalau Anda mengonsumsi makanan yang asam, maka tidak akan terjadi apa-apa. Tapi pada keadaan tertentu dimana faktor pertahanan tidak seimbang, yang dominan adalah faktor perusak maka akan terjadi proses luka atau kelainan disaluran cernanya. Faktor inilah yang menjadikan patokan bahwa ini memerlukan pengobatan," lanjutnya.

Yang paling banyak menjadi faktor penyebab adalah, banyaknya masyarakat yang sering mengonsumsi obat-obatan dan jamu-jamuan yang tidak sesuai.

Ia menjelaskan, ada tahapan untuk proses terjadinya. Pertama ketika merasakan gejala nyeri atau ada kelainan pada lambungnya nanti saat dilakukan endoskopi baru diketahui dan harus diobati. Selama dilakukan endoskopi dan tidak ditemukan kelainan didalm lambung atau luka maka itu disebut dispepsia fungsional.

"Tahap kedua yaitu proses terjadinya ulkus atau luka, itu penangannya lebih detail lagi, karena ada degarasinya. Misalnya ulkus permukaan, pertengahan, ada yang bisa menyebabkan pendarahan, kalau Anda sudah mengalami muntah darah, akibat luka didalam.

Yang ketiga kalau tidak segera ditangani maka bocor, dan harus dilakukan bedah. Karena ulkusnya akan semakin besar tadinya 2mm-5mm, bisa berubah menjadi gian bisa sampai 30-60mm Gian Ulkus," jelasnya.

Untuk itu ia berpesan, agar sebaiknya Anda mengenali apa penyabab terjadinya nyeri lambung kemudian lakukan pengobatannya. "Karena tidak semua nyeri disebabkan luka dalam lambung. Untuk itu dalam proses pengobatnnya yang trpenting adalah harus mengenali apa faktor penyebab terjadinya dispepsia, karena tidak semua ada luka didalamnya," pesannya.

Setiap orang dari berbagai usia dapat terkena dispepsia, baik laki-laki maupun perempuan. Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux. Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung).

"Semua umur bisa diserang, tapai kalau kasus-kasus dispepsia fungsional, biasanya pada usia produktif. Sedangkan pada kelainan ulkus semua, tapi lebih banyak usia tua. Karena pada orangtua sudah ada gangguan hemodinaminya, artinya aliran darahnya sudah tidak seperti dulu dan fungsi lambungnya juga. Sehingga hanya dengan minum satu obat tertentu saja, dampaknya sangat cepat," tambahnya. (*)