Info Center Bidan Ruqiya Hazirotul Qudsiya Alamat: Jalan Lintas Timur Sumatera Puskesmas Mesuji Induk Pematang Panggang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Indonesia Situs website https://www.puskesmas-mesuji.blogspot.com

Sabtu, 11 Desember 2010

Jenis-jenis Imunisasi

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”. Berasal dari kata vaccinia, penyebab infeksi cacar sapi yang ketika diberikan kepada manusia, akan menimbulkan pengaruh kekebalan terhadap cacar. Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.)
Jenis-jenis vaksin antara lain:
Berikut ini adalah Jenis-jenis imunisasi pada balita :

a. Imunisasi BCG
Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Imunisasi BCG dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan, lalu DPT diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi 0-11 bulan dengan interval minimal empat minggu. Sedangkan campak diberikan satu kali pada bayi usai 9-11 bulan. Terakhir, imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan, dengan interval minimal empat minggu.

b. Imunisasi DPT
Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

c. Imunisasi DT
Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. Setiap orang dewasa harus mendapat vaksinasi lengkap tiga dosis seri primer dari difteri dan toksoid tetanus, dengan dua dosis diberikan paling tidak berjarak empat minggu, dan dosis ketiga diberikan enam hingga 12 bulan setelah dosis kedua. Jika orang dewasa belum pernah mendapat imunisasi tetanus dan difteri maka diberikan seri primer diikuti dosis penguat setiap 10 tahun.

d. Imunisasi TT
Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Jenis imunisasi ini minimal dilakukan lima kali seumur hidup untuk mendapatkan kekebalan penuh. Imunisasi TT yang pertama bisa dilakukan kapan saja, misalnya sewaktu remaja. Lalu TT2 dilakukan sebulan setelah TT1 (dengan perlindungan tiga tahun). Tahap berikutnya adalah TT3, dilakukan enam bulan setelah TT2 (perlindungan enam tahun), kemudian TT4 diberikan satu tahun setelah TT3 (perlindungan 10 tahun), dan TT5 diberikan setahun setelah TT4 (perlindungan 25 tahun).

e. Imunisasi Campak
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih.

f. Imunisasi MMR
Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

g. Imunisasi Hib
Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Sampai saat ini, imunisasi HiB belum tergolong imunisasi wajib, mengingat harganya yang cukup mahal. Tetapi dari segi manfaat, imunisasi ini cukup penting. Hemophilus influenzae merupakan penyebab terjadinya radang selaput otak (meningitis), terutama pada bayi dan anak usia muda. Penyakit ini sangat berbahaya karena seringkali meninggalkan gejala sisa yang cukup serius. Misalnya kelumpuhan. Ada 2 jenis vaksin yang beredar di Indonesia, yaitu Act Hib dan Pedvax.

h. Imunisasi Varisella
Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

i. Imunisasi HBV
Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Karena itu imunisasi hepatitis B termasuk yang wajib diberikan. Jadwal pemberian imunisasi ini sangat fleksibel, tergantung kesepakatan dokter dan orangtua. Bayi yang baru lahir pun bisa memperolehnya. Imunisasi ini pun biasanya diulang sesuai petunjuk dokter. Orang dewasa yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B adalah individu yang dalam pekerjaannya kerap terpapar darah atau produk darah, klien dan staf dari institusi pendidikan orang cacat, pasien hemodialisis (cuci darah), orang yang berencana pergi atau tinggal di suatu tempat di mana infeksi hepatitis B sering dijumpai, pengguna obat suntik, homoseksual/biseksual aktif, heteroseksual aktif dengan pasangan berganti-ganti atau baru terkena penyakit menular seksual, fasilitas penampungan korban narkoba, imigran atau pengungsi di mana endemisitas daerah asal sangat tinggi/lumayan. Berikan tiga dosis dengan jadwal 0, 1, dan 6 bulan. Bila setelah imunisasi terdapat respon yang baik maka tidak perlu dilakukan pemberian imunisasi penguat (booster).

j. Imunisasi Pneumokokus Konjugata
Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah).

k. Tipa
Imunisasi tipa diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap demam tifoid (tifus atau paratifus). Kekebalan yang didapat bisa bertahan selama 3 sampai 5 tahun. Oleh karena itu perlu diulang kembali. Imunisasi ini dapat diberikan dalam 2 jenis: imunisasi oral berupa kapsul yang diberikan selang sehari selama 3 kali. Biasanya untuk anak yang sudah dapat menelan kapsul. Sedangkan bentuk suntikan diberikan satu kali. Pada imunisasi ini tidak terdapat efek samping.

l. Imunisasi Hepatitis A
Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Tetapi bila terkena penyakit ini penyembuhannya memerlukan waktu yang lama, yaitu sekitar 1 sampai 2 bulan. Jadwal pemberian yang dianjurkan tak berbeda dengan imunisasi hepatitis B. Vaksin hepatitis A diberikan dua dosis dengan jarak enam hingga 12 bulan pada orang yang berisiko terinfeksi virus ini, seperti penyaji makanan (food handlers), mereka yang sering melakukan perjalanan atau bekerja di suatu negara yang mempunyai prevalensi tinggi hepatitis A, homoseksual, pengguna narkoba, penderita penyakit hati, individu yang bekerja dengan hewan primata terinfeksi hepatitis A atau peneliti virus hepatitis A, dan penderita dengan gangguan faktor pembekuan darah.

5 jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah, dalam hal ini masih mendapat subsidi dari pemerintah sehingga biayanya relatif lebih murah

  1. Imunisasi BCG, Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-Guerin)
  2. Imunisasi Hepatitis B, Imunisasi ini merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan kanker hati.
  3. Imunisasi Polio, Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.
  4. Imunisasi DTP, Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pentusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.
  5. Imunisasi Campak, Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili

Jadwal Imunisasi Berdasarkan Usia Pemberian, sesuai IDAI, Periode 2004

Umur

Vaksin

Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin terhadap bayi lain)
1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila
hasilnya negatif.
2 bulan DTP-1

Hib-1

Polio-1

Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu

Diberikan mulai umur 2 bulan

Dapat diberikan bersama DTP-1

4 bulan DTP-2

Hib-2

Polio-2

Diberikan secara terpisah

Hib-2 dapat dikombinasikan dengan Hib-2

Diberikan bersama dengan DPT-2

6 bulan DTP 3

Hib-3

Polio 3

Dapat dikombinasikan dengan Hib-3

Diberikan bersama DTP-3

9 bulan Campak-1 Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan, apabila telah mendapat MMR pada usia 15 bulan, Campak 2 tidak perlu diberikan.
15 -18 bulan MMR

Hib-4

Apabila sampai usia 12 bulan belum mendapat imunisasi cacar
18 bulan DTP-4

Polio-4

Diberikan satu tahun setelah DTP-3

Diberikan bersamaan dengan DTP-4

2 tahun Hepatitis A Direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan
2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun, perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5

Polio-5

Diberikan pada umur 5 tahun

Diberikan bersama DTP-5

6 tahun MMR Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum mendapat MMR-1
10 tahun dT/TT

Varisela

Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 diberikan untuk imunitas selama 25 tahun.

Diberikan pada umur 10 tahun

Jadwal Imunisasi Berdasarkan Usia Pemberian, sesuai IDAI, Periode 2004

Umur

Vaksin

Keterangan

Saat lahir Hepatitis B-1 HB-1 harus diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 6 bulan

Polio-0 Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS, polio diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin terhadap bayi lain)
1 bulan Hepatitis B-2 Hb-2 diberikan pada umur 1 bulan
0-2 bulan BCG BCG dapat diberikan sejak lahir. Apabila BCG akan diberikan pada >3 bulan sebaiknya dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu dan BCG diberikan apabila
hasilnya negatif.
2 bulan DTP-1

Hib-1

Polio-1

Diberikan pada umur lebih dari 6 minggu

Diberikan mulai umur 2 bulan

Dapat diberikan bersama DTP-1

4 bulan DTP-2

Hib-2

Polio-2

Diberikan secara terpisah

Hib-2 dapat dikombinasikan dengan Hib-2

Diberikan bersama dengan DPT-2

6 bulan DTP 3

Hib-3

Polio 3

Dapat dikombinasikan dengan Hib-3

Diberikan bersama DTP-3

9 bulan Campak-1 Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan, apabila telah mendapat MMR pada usia 15 bulan, Campak 2 tidak perlu diberikan.
15 -18 bulan MMR

Hib-4

Apabila sampai usia 12 bulan belum mendapat imunisasi cacar
18 bulan DTP-4

Polio-4

Diberikan satu tahun setelah DTP-3

Diberikan bersamaan dengan DTP-4

2 tahun Hepatitis A Direkomendasikan pada umur >2 tahun, diberikan 2 kali dengan interval 6-12 bulan
2-3 tahun Tifoid Vaksin tifoid polisakarida injeksi direkomendasikan untuk umur >2 tahun, perlu diulang setiap 3 tahun.
5 tahun DTP-5

Polio-5

Diberikan pada umur 5 tahun

Diberikan bersama DTP-5

6 tahun MMR Diberikan untuk catch up immunization pada anak yang belum mendapat MMR-1
10 tahun dT/TT

Varisela

Menjelang pubertas vaksin tetanus ke-5 diberikan untuk imunitas selama 25 tahun.

Diberikan pada umur 10 tahun

Jadwal Imunisasi
JADWAL IMUNISASI 2008
REKOMENDASI IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA (IDAI) PERIODE 2008
JENIS
VAKSIN
UMUR PEMBERIAN VAKSINASI
BULAN
TAHUN
L H R
1
2
3
4
5
6
9
12
15
18
2
3
5
6
10
12
PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI diwajibkan)
BCG
HEPATITIS B
1
2

3










POLIO
0
1
2
3
4
5
DTP

1

2

3



4


5


6
CAMPAK






1






2


PROGRAM IMUNISASI NON-PPI (dianjurkan)
Hib

1

2

3


4






PNEUMOKOKUS (PCV)

1

2

3

4







INFLUENZA
DIBERIKAN SETAHUN SEKALI
MMR
1
2
TIFOID
ULANGAN TIAP 3 TAHUN
HEPATITIS A
2x INTERVAL 6 - 12 BULAN
VARISELA
HPV

Keterangan Jadwal Imunisasi Periode 2008
Vaksin Keterangan
BCG Diberikan sejak lahir. Apabila umur > 3 bulan harus dilakukan uji tuberkulin terlebih dulu, BCG diberikan apabila uji tuberkulin negatif.
Hepatitis B HB diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6 bulan.
Interval dosis minimal 4 minggu.
Polio Polio-0 diberikan saat kunjungan pertama. Untuk bayi yang lahir di RB/RS OPV diberikan saat bayi dipulangkan (untuk menghindari transmisi virus vaksin kepada bayi lain).
DTP Diberikan pada umur ³ 6 minggu, DTwP atau DTaP atau secara kombinasi dengan Hep B program BIAS SD kelas VI. atau Hib. Ulangan DTP umur
Campak Campak-1 umur 9 bulan,campak-2 diberikan pada program BIAS pada SD kl 1, umur 6 tahun.
Vaksin Keterangan
Hib Diberikan mulai umur 2 bulan dengan interval 2 bulan. Diberikan terpisah atau kombinasi.
Pneumokokus ( PCV ) Pada anak yang belum mendapat PCV pada umur > 1 tahun PCV diberikan dua kali dengan interval 2 bulan. Pada umur 2 - 5 tahun PCV diberikan satu kali.
Influenza Umur <>
MMR MMR dapat diberikan pada umur 12 bulan, apabila belum mendapat campak 9 bulan.
Umur 6 tahun diberikan untuk ulangan MMR maupun catch-up immunization.
Tifoid Tifoid polisakarida injeksi diberikan pada umur ³ 2 tahun, diulang setiap 3 tahun.
Hepatitis A Hepatitis A diberikan pada umur > 2 tahun, dua kali dengan interval 6-12 bulan.
HPV Vaksin HPV diberikan pada umur >10 tahun dengan jadwal 0, (1-2) dan 6 bulan
Sumber : Buku Pedoman Imunisasi Di Indonesia –
IDAI Edisi III, 2008

Kisah Di balik vitamin C dosis tinggi


September 30th, 2005

Kenapa ya, akhir-akhir ini produsen senang sekali memberi dosis tinggi? Supaya harganya lebih mahal? Supaya konsumen tertarik? Supaya kelihatan 'peduli' pada kesehatan?

Dari "Mengandung DHA paling tinggi" sampai "Vitamin C dosis tinggi" atau "Minum sekarang, untuk nanti" (atau semacam itulah.. emang vitamin & mineral bisa ditabung gituh?), produsen berusaha bilang ke objek iklannya bahwa mereka membutuhkan produk dengan zat tertentu yang konsentrasinya tinggi. Setahu sayah, -dan dibenarkan oleh dr. Wati tercinta serta prof. Sri Rahardjo dari UGM- yang namanya nutrisi tidak bisa ditabung, apalagi mikronutrien seperti vitamin dan mineral. Kedua mahluk ini dibutuhkan dalam jumlah kecil setiap harinya, dalam artian asupannya bersifat wajib setiap hari dalam dosis yang sesuai dengan yang dibutuhkan (sebab
kelebihannya akan dibuang).

Paling gencar adalah iklan suplemen vitamin C dan kalsium (so far begitu sih, walaupun penasaran juga dengan iklan "Vitamin otak" yang entah binatang nutrisi apa yang dimaksud, saya belum tahu ). Dosis konsumsi vitamin C adalah 90 mg/hari (untuk laki-laki berusia lebih dari 18 thn); 75 mg/hari (untuk perempuan berusia lebih dari 18 thn); 85 mg/hari (untuk ibu hamil berusia lebih dari 18 thn); 120 mg/hari (untuk ibu menyusui berusia lebih dari 18 thn). Jadi kebutuhan vitamin C paling tinggi adalah pada ibu menyusui, sebesar 120 mg/hari.

Dan apa yang kita saksikan di iklan hampir setiap hari? "One thousand miligrams of vitamin C", says Amelia Vega, "Vitamin C 1000 mg, agar tak mudah sakit", kata iklan lain. Hampir 10 kali lipat dari kebutuhan ibu menyusui! Lalu, kemana sisa vitamin C yang tidak terserap? Tentu saja keluar lagi dalam bentuk larutan (alias terlarut dalam air, begitu…), which is keringat dannnn… pipis!!!

So what? So… pipis anda-anda sekalian yang mengkonsumsi suplemen vitamin C dosis tinggi ini berharga mahal, sodara-sodara! Anda hanya mengambil 10% manfaat dari uang yang anda bayar untuk suplemen ini, dan membuang 90%-nya di toilet, yang kalau di tempat umum kemungkinan besar harus bayar (means, mengeluarkan uang lagi). AND WHAT ARE YOU DOING EXACTLY? Tidak efisien dan tidak efektif!

Beberapa iklan sempat saya cemooh, karena menawarkan sesuatu yang 'instant' tapi tampak bodoh untuk saya. Contohnya ya iklan vitamin C ini. Lebih baik mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin (yang isinya tidak hanya vitamin C thok!) setiap hari , daripada minum suplemen vitamin C dosis tinggi tapi kadang-kadang atau hanya menjelang/saat sakit saja. Percuma, toh terbuang 90%. Padahal dari buah-buahan kita dapat serat, vitamin lain (misalnya vitamin A di kulit apel), mineral (misalnya kalium di pisang), rasa enak (enakan mana sih, suplemen sama jeruk segar?), dan pelatihan pencernaan (eits jangan salah! kalau jarang dipake, pencernaan -mulai dari gigi sampai usus- bisa jadi malas lho!).

Diantara kegunaan suplemen vitamin C adalah : 1) mengobati kekurangan vitamin C (scurvy, scorbut ) [grade A; Strong scientific evidence for this use], 2) pencegahan flu (cold) hingga 50% dalam lingkungan ekstrim (sub-arktik, pelari maraton, pemain ski) [grade B; Good scientific evidence for this use], 3) memperbaiki penyerapan zat besi [grade B]. Di luar itu, pencegahan dan pengobatan flu secara umum (maksudnya untuk orang-orang dalam kondisi normal) termasuk dalam grade D ( it may not work).

So, SAVE YOUR MONEY. Get other useful things to buy. Memang bener ilmu itu mahal, karena bisa mencegah pengeluaran untuk baanyaaaakkkk sekali hal-hal yang ternyata tak perlu dalam hidup ini


Kisah di Balik 1000 mg Vitamin C

March 24th, 2006

Di belakang maraknya suplemen vitamin megadosis ada seorang tokoh yang berjasa. Linus Pauling, Ph.D ., peraih dua penghargaan Nobel untuk kimia (1954) dan perdamaian (1962).

Temuannya yang paling populer adalah:
Vitamin C dosis tinggi dapat mencegah selesma dan flu hingga 45%, mencegah serta menyembuhkan 75% dari semua kanker, dan memperpanjang masa hidup penderita kanker hingga 4-5 kali lebih lama (dibandingkan dengan yang tidak mendapat terapi vitamin C tersebut).

Secara umum, Pauling mengklaim bahwa konsumsi vitamin(-vitamin) dalam megadosis dapat "memperbaiki kesehatan… meningkatkan kenikmatan hidup dan membantu mengendalikan penyakit jantung, kanker, dan penyakit lain serta memperlambat proses penuaan".

Merasa pernah mendengar bunyi klaim tersebut dari produsen suplemen dan menjadi tertarik mengonsumsi produknya? SELAMAT! Anda sudah terjebak dalam quackery!

Terjemah bebas quackery dalam bahasa Indonesia adalah usaha apapun yang melibatkan promosi suatu produk atau sistem kesehatan secara berlebihan . Klaim Pauling mengenai terapi megadosis vitamin C untuk penderita kanker diuji dan dikaji ulang oleh MayoClinic sebanyak 3 kali dengan hasil:

TIDAK ADA keuntungan yang konsisten dari vitamin C yang diberikan pada penderita kanker stadium lanjut. Bahkan, vitamin C dosis tinggi dapat memberikan dampak yang berlawanan.

Dosis oral (diminum) yang tinggi dapat menyebabkan diare. Sedangkan dosis tinggi yang diberikan lewat infus (intravenous) menyebabkan gagal ginjal akibat penyumbatan oleh kristal oksalat. Walaupun fakta ini sudah gamblang dinyatakan, mengapa masih banyak orang yang 'bersaksi' bahwa vitamin C dosis tinggi berguna dan banyak membantu? Vitamin C memberikan efek antihistamin. Sedangkan histamin -dalam konsentrasi berbeda-beda- hampir selalu dilepas dalam saluran pernafasan sebagai reaksi serupa-alergi terhadap selesma. Sehingga yang dirasakan oleh penderita selesma (atau flu) adalah perbaikan yang 'palsu'.

Rekomendasi penggunaan vitamin dalam megadosis oleh Pauling bisa jadi 'menyemangati' para produsen suplemen (atau mereka biasa bilang 'makanan kesehatan' a.k.a. health foods) untuk membanjiri pasar dunia dengan produk mereka.

Tuduhan 'main mata' antara Pauling dan industri vitamin bukan omong kosong, sebab donor utama Linus Pauling Institute of Medicine adalah Hoffmann-La Roche, perusahaan farmasi besar yang memproduksi mayoritas vitamin C yang beredar di dunia pada saat itu (sekitar tahun 1973).

Pada tahun 1994, Arthur Robinson (kolega Linus Pauling dalam penelitian) membuat rangkuman hasil penelitian yang menyebabkannya dipecat dari Linus Pauling Institute of Medicine:

Vitamin C dosis 1 - 5 gram per hari meningkatkan laju pertumbuhan kanker pada manusia. Namun pertumbuhan kanker terhambat pada dosis 100 gram per hari, mendekati dosis mematikan.

Masih berpikir bahwa semakin besar dosis vitamin maka akan semakin besar manfaatnya? Saya harap tidak.

Save your money. Think smart, act wise, live healthy. Jangan terjebak pada klaim indah suplemen.

ITP: IDIOPATHIC THROMBOCYTOPENIC PURPURA

Sumber:American Academy of Family Physicians (review/updated: 05/06)

WHAT IS ITP?
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. 'Idiopathic'berarti 'tidak diketahui penyebabnya'.'Thrombocytopenic' berarti 'darah yang tidak cukup memiliki sel darah merah (trombosit). 'Purpura' berartiseseorang memiliki luka memar yang banyak (berlebihan). Anda mungkin juga mendengar istilah ITP ini sebagai singkatan dari 'Immune Thrombocytopenic Purpura'.

Dalam tubuh seseorang yang menderita ITP, sel-sel darahnya kecuali sel darah merah berada dalam jumlah yang normal. Sel darah merah (Platelets) adalah sel-sel sangat kecil yang menutupi area tubuh paska luka atau akibat teriris/terpotong dan kemudian membentuk bekuan darah. Seseorang dengan sel darah merah yang terlalu sedikit dalam tubuhnya akan sangat mudah mengalamiluka memar dan bahkan mengalami perdarahan dalam periode cukup lama setelah mengalami trauma luka. Kadang bintik-bintik kecil merah (disebut Petechiae) muncul pula pada permukaan kulitnya. Jika jumlah sel darah merah ini sangat rendah, penderita ITP bisa juga mengalami mimisan yang sukar berhenti, atau mengalami perdarahan dalam organ ususnya.
WHAT CAUSES ITP?
Penyebab ITP ini tidak diketahui. Seseorang yang menderita ITP, dalam tubuhnya membentuk antibodi yang mampu menghancurkan sel-sel darah merahnya. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel darah merah tubuhnya sendiri.
WHO GETS ITP?
Ada 2 tipe ITP. Tipe pertama umumnya menyerang kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak berusia 2 hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa, sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP bukanlah penyakit keturunan.

HOW DOES ITP AFFECT CHILDREN?
ITP yang dialami anak-anak berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa. Sebagian besar anak yang menderita ITP memiliki jumlah sel darah merah yang sangat rendah dalam tubuhnya, yang menyebabkan terjadinya perdarahan tiba-tiba. Gejala-gejala yang umumnya muncul di antaranya luka memar dan bintik-bintik kecil berwarna merah di permukaan kulitnya. Selain itu juga mimisan dan gusi berdarah.

HOW IS ITP DIAGNOSED?
Dokter Anda dapat mendiagnosa penyakit ITP ini dengan melalui beberapa pertanyaan yang diajukan kepada penderita (atau keluarga) penderita serta melalui pemeriksaan fisik. Beliau juga akan menganalisa hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel darah penderita.
HOW IS ITP TREATED IN CHILDREN?
Karena sebagian besar anak penderita ITP dapat pulih tanpa penanganan medis, banyak dokter yang merekomendasikan untuk melakukan observasi ketat dan sangat hati-hati terhadap penderita serta penanganan terhadap gejala-gejala perdarahannya. Penderita tidak perlu dirawat di Rumah Sakit jika penanganan dan perawatan intensif dan baik ini tersedia di rumah. Akan tetapi, beberapa dokter merekomendasikan penanganan medis singkat dengan pengobatan oral _Prednisone_ atau pemasangan infus (masuk ke urat darah halus) berisikan zat gamma globulin untuk meningkatkan jumlah sel darah merah penderita dengan cepat. Kedua jenis obat ini memiliki beberapa efek samping.

HOW DOES ITP AFFECT ADULTS?
Penyakit ITP untuk penderita orang dewasa dapat berlangsung lebih lama dibandingkan yang dialami anak-anak. Pada saat dilakukan diagnosa, sebagian besar penderita dewasa ITP umumnya telah mengalami adanya perdarahan yang terus meningkat dan mudah sekali mengalami luka memar dalam kurun waktu
beberapa minggu,atau bahkan bulan. Untuk pasien wanita, meningkatnya aliran darah menstruasi juga merupakan tanda-tanda utama.

Banyak orang dewasa yang mengalami thrombocytopenia (jumlah sel darah merah dalam darah relatif sedikit) yang tidak terlalu parah. Pada kenyataannya,sebagian kecil orang bahkan tidak mengalami gejala-gejala perdarahan. Kalangan ini umumnya didiagnosa ITP saat melakukan tes pemeriksaan darah untuk suatu keperluan, dan ternyata salah satu hasilnya menunjukkan jumlah sel darah merah yang sedikit.

HOW IS ITP TREATED IN ADULTS?
Penanganan medis terhadap penyakit ITP yang diderita orang dewasa lebih ditujukan untuk meningkatkan jumlah sel darah merahnya. Ini tidak sama dengan menyembuhkan penyakit ITP-nya. Penderita ITP mungkin diharuskan untuk mengkonsumsi obat Prednisone selama beberapa minggu, atau bahkan lebih
lama. Akan tetapi, saat pengobatan oral ini dihentikan, jumlah sel darah merah dalam tubuh penderita mungkin saja akan rendah kembali.

Jika pengobatan _Prednisone _ tidak juga banyak membantu, organ limpa penderita mungkin akan dikeluarkan melalui tindakan operasi. Organ ini yang memproduksi sebagian besar antibodi yang selama ini menghancurkan sel-sel darah merah dalam tubuhnya sendiri. Organ ini juga berfungsi untuk menghancurkan sel-sel darah yang tua atau rusak. Di lain pihak, bagi orang dewasa yang sehat, tindakan operasi pengeluaran organ limpa bukanlah kategori tindakan medis yang serius.

WHAT ABOUT ITP IN PREGNANT WOMEN?
Diagnosa ITP selama kehamilan cukup sulit dilakukan, karena jumlah sel-sel darah merah pada wanita hamil memang cukup rendah. Sekitar 5% wanita hamil memiliki jumlah sel darah merah yang normalnya juga cukup rendah di masa kehamilan tuanya. Penyebabnya juga tidak diketahui. Tetapi kondisi ini akan kembali normal sesaat setelah proses bersalin dilakukan.

Bayi yang lahir dari seorang ibu yang menderita ITP kemungkinan juga memiliki jumlah sel darah merah yang rendah dalam tubuhnya. Kodisi ini bisa berlangsung selama beberapa hari hingga beberapa minggu setelah ia dilahirkan. Setelah lahir, bayi umumnya tetap dirawat di rumah sakit untuk keperluan observasi beberapa hari. Sampai diperoleh kepastian bahwa tidak ada masalah, bayi boleh dibawa pulang ke rumah.

Bumbu Tradisional untuk Obat Balita Anda !

Air Kelapa Muda & Kopi
Dapat digunakan untuk obat muntaber karena air kelapa muda banyak mengandung mineral kalium, yang banyak keluar ketika anak muntaber. Dosisnya tak ada takarannya, sekehendak anak. Dicampur dengan sedikit kopi (seujung sendok saja)

Brotowali (Putrawali, andawali)
Untuk pemakaian luar bermanfaat menyembuhkan luka-luka dan gatal-gatal akibat kudis (scabies). Caranya, 2-3 jari batang brotowali dipotong kecil-kecil, rebus dengan 6 gelas air. Setelah mendidih, biarkan selama 1/2 jam. Saring air dan gunakan untuk mengobati luka serta gatal-gatal.

Jeruk Nipis
Untuk mencairkan dahak dan obat batuk anak. Caranya, campur 1 sdm air perasan jeruk nipis, 3 sdm madu murni, 5 sdm air matang, lalu ditim selama 30 menit. Takaran minum bayi antara usia 6-1 tahun : 2 kali 1/2 sdt ; anak 1-3 tahun : 2 kali 1 sdt; anak 4-5 tahun : 2 kali 1 1/2 sdt.

Cara lain, potong 1 buah jeruk nipis, peras airnya, taruh dalam gelas /cangkir. Tambahkan kecap manis, aduk. Takaran minum untuk anak, 3 kali 1 sdt per hari.

Kentang
Untuk obat bisul. Caranya, parut kentang dan peras. Oleskan sari air dan parutan kendtang segar dioleskan pada bisul 3-4 kali per hari Bisa pula untuk ruam kulit yang disebabkan biang keringat atau keringat buntet (miliaria), karena sifat kentang yang mendinginkan.

Banglai (bangle, panglai, manglai, pandhiyang)
Untuk menenangkan bayi dan anak yang sering rewel pada malam hari, balurkan parutan banglai segal di kening dan badan anak.

Minyak zaitun
Untuk mengobati kerak kepala atau ketombe pada bayi (craddle crap), sebanyak 1-2 kali per hari dioleskan pada kulit kepala.

Lidah buaya
Untuk mengobati luka bakar pada bayi dan anak. Caranya dengan mengoleskan daging daun lidah buaya pada seluruh permukaan kulit yang menderita luka bakar.

Daun pepaya
Berkhasiat meningkatkan nafsu makan, menyembuhkan penyakit malaria, panas,beri-beri dan kejang perut. Caranya, daun pepaya muda ditumbuk, diperas, saring, lalu minum airnya.

Temulawak (koneng gede)
Untuk menambah nafsu makan. Caranya, 150 gram temulawak 50 gram kunyit segar dikupas, iris tipis, rendam dalam 500 cc madu kapuk dalam toples tertutup selama 2 minggu. Setelah 2 minggu ramuan siap untuk digunakan.Aturan minum 1 sendok makan madu temulawak dilarutkan dalam 1/2 cangkir air hangat, diminum pagi dan sore.

Kencur
Untuk meringankan batuk pada anak. Caranya, 5 gram kencur segar dicuci bersih, parut, lalu tambahkan 2 sdm air putih matang dan diaduk. Setelah disaring, tambahkan 1 sdm madu murni. Berikan 2-3 kali sehari.

Adas (fennel)
Teh adas dapat dipakai untuk meringankan bayi yang menderita kolik atau yang kesakitan akibat erupsi (keluarnya) gigi. Untuk obat masuk angin dan kolik, caranya 1sdt teh adas dilarutkan dengan 1 cangkir air mendidih, aduk hingga larut. Setelah agak dingin, larutan dapat diminumkan pada bayi/anak dengan takaran sesuai umurnya.

Gigitan nyamuk pada bayi...

Gigitan nyamuk sebenernya tidakjadi masalah kalau saja yang ngegigit bukan nyamuk betina. Makanan nyamuk jantan (sebenarnya betina juga) makan dari sari bunga tanaman, tapi nyamuk betina butuh makan darah karena mereka perlu protein untuk mematangkan telur, yang akan mereka taruh di permukaan air tenang nantinya.
Nyamuk sendiri adalah serangga kecil dengan kaki-panjang-yang-kelihatan-rapuh dan berparuh di mulutnya. Penampilan seperti itu menipu, sebenernya sih -- nyamuk betina dilengkapi dengan paruh berbentuk seperti tombak sangat tajam buat mencari makanan buat anak-anaknya.

Maka dari itu nyamukjuga dikenal sebagai hewan vektor penular penyakit yang bersinggungan dengan darah dari satu korban ke korban lain. Mereka bertanggung jawab atas penularan demam kuning,malaria,DBD,kaki gajah dan penyakit gawat lainnya. Di tempat-tempat dimana penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk tidak terlalu serius, gigitan nyamuk sendiri itulah yang bikin jengkel. Banyak sekali bayi dan anak-anak yang digigit nyamuk dibanding serangga lainnya..
Ketika nyamuk menyuntikkan moncong tombaknya ke kulit manusia, sang nyamuk akan menyuntikkan air liurnya -- yang bercampur dengan enzim pencernaan dan anti pembekuan darah. Gigitan pertama tidak akan berasa. Gigitan berikutnya, orang akan merasakan adanya 'protein asing' masuk ke tubuh, dan bentol kecil, merah dan berasa gatal akan muncul beberapa waktu kemudian. Ini merupakan reaksi umum untuk anak-anak kecil. Setelah beberapa gigitan lagi, beberapa orang menjadi kurang sensitif lagi, kecuali yang punya alergi gigitan nyamuk. Beberapa anak kecil yang sudah agak besar tidak mengalami apa-apa setelah digigit nyamuk (kecuali mereka sudah lama tidak digigit nyamuk -- maka proses bisa terulang dari awal lagi). Sedangkan untuk beberapa anak yang lain, akan tampak reaksi alerginya. Merka bisa rewel, lebam atau reaksi berupa rasa terbakar di kulit. Untuk anak-anak yang seperti ini, menghindari gigitan nyamuk adalah sebuah keharusan.
Nyamuk tertarik dengan sesuatu yang mengingatkan mereka pada sari bunga dan daging mamalia. Ketika anda berada di luar ruangan, pakailah pakaian berwarna terang yang menutupi hampir semua bagian tubuh anda, usahakan tidak ada kulit yang tebuka. Hindari warna-warna terlalu ngejreng seperti warna bunga. Warna Khaki, abu-abu, dan hijau lembut tidak terlalu menarik bagi nyamuk.
Nyamuk juga tertarik oleh bau manusia, dan inilah mereka memilih menggigit seseorang ( saya..he..he) lebih daripada yang lain !. Hindari wangi-wangian dalam sabun, sampo dan lulur. Hal-hal yang lain sih bagi nyamuk sama saja, kecuali mereka lebih memilih menggigit anak-anak dibanding orang dewasa. Banyak sepesies nyamuk yang memilih menggigit dari maghrib sampai fajar. Masalah akan lebih buruk kalau cuaca panas dan lembab. Hindari bermain di luar ruangan selagi musim gigitan nyamuk mencapai puncaknya di daerah anda. Lilin citronella mungkin beruna kalau anak-anak anda sedang bermain di luar. Tentu saja kita juga harus menghindari genangan air tenang. Orang yang beraksi alergi tinggi harus menghindari berada di daerah berawa.
Pusat Pencegahan dan KontrolPenyakit Menular Amerika (CDC) menyarankan penggunaan lulur anti-nyamuk di permukaan kulit yang terbuka. Senyawa efektifnya adalah DEET (N,N-diethyl meta-toluamide), yang merupakan formula anti serangga. Tapi lulur anti nyamuk yang mengandung DEET harus diberikan secara hati-hati kepada anak-anak. Jangan oleskan lulur ini dibawah pakaian, karena kandungan racunnya akan terserap oleh kulit. Jangan lupa, jangan oleskan di bagian tangan yang sekiranya akan bersentuhan dengan mata dan mulut. Lulur khusus anti nyamuk dengan kandungan 6-10% DEET boleh digunakan buat anak-anak. Untuk perlindungan yang lebih baik, selimut dan kelambu bisa direndam dulu dengan permethrin , yang merupakan lulur anti nyamuk yang diijinkan untuk digunakan di pakaian atau selimut. Jika digunakan sesuai petunjuk, permethrin akan mencegah gigitan nyamuk untuk beberapa minggu. Barang-barang ini bisa dibeli di toko-toko khusus perlengkapan militer, pecinta alam maupun bahan bangunan.
Kecuali anda tidak sedang bepergian ke daerah bernyamuk banyak, lebih baik menggunakan lulur anti nyamuk lembut untuk anak-anak. Lulur ini tidak akan membuat nyamuk pergi -- tapi mereka tidak akan menggigit. Jika anda melihat ada nyamuk menggigit anak anda, mungkin lulurnya masih bekerja, tapi kalau tetap digigit berarti lulurnya kurang manjur.
Beberapa penelitian menganjurkan untuk mengonsumsi thiamine (vitamin B1) 25 mg sampai 50 mg tiga kali sehari sebagai obat manjur untuk menghindari gigitan nyamuk. Vitamin yang aman ini akanmemproduksi bau kulit yang tidak tercium oleh manusia tapi bikin mual nyamuk yang sedang hamil (Pediatric Clinics of North America, 16:191, 1969). Obat ini cocok untuk orang-orang yang bereaksi alergi tinggi terhadap gigitan nyamuk. Thiamine akan kelihatan hasilnya setelah 2 minggu setelah minum teratur, yaitu setlah baunyamerata ke seluruh permukaan kulit. Bawang putih juga bekerja dengan cara yang sama (kecuali tentu saja manusia juga ikut 'menikmati' baunya), tetapi penelitian belum pernah dilakukan untuk efek bau bawang putih ini. Satu penelitian terakhir gagal menunjukkan bahwa bawang putih berfungsi sebagai pencegah gigitan nyamuk (Med Vet Entomol, 2005, 19(1)84-9.)
Perwatan terhadap reaksi berlebihan akibat gigitan nyamuk adalah dengan kompres dingin, antihistamin, senyawa anti-gatal, dan obat-obat anti peradangan. Untuk kompres dingin, taruhlah satu pak es batu di dalam kain halus dan usap/tekan ke bagian yang bentol-bentol. Tanyakan ke apoteker anda obat-obat anti-peradanganyang tepat untuk buah hati anda. Beberap aobat hanya diperbolehkan lewat resep dokter.
Senyawa paling sederhana anti-gatal adalah pasta yang terdiri dari soda pengembang dan air. Gunakan air secukupnya untuk membikinadonan lengket, lalu sebarkan. Lulur calamin bekerja dengan cara yang sama, dan biasanya bekerja lebih lama. Anak-anak yang lain mungkin lebih cocok dengan lulur berbau menthol seperti balsem.
Untuk obat anti peradangan, ibuprofen (Motrin atau Advil) atau naproxen (Alleve) bisa mengurangi bercak merah, nyeri, gatal, sakit menelan dan demam. beberapa cream steroid dengan kadar tertentu juga bisa digunakan. Pada beberapa kejadian, reaksi gigitan nyamuk bisa sangat menyakitkan dan mengancam ketahanan sistem steroid di dalam tubuh kita.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa beberapa ramuan anti-radang alami sangat manjur untuk manusia: oral evening primrose oil (Lancet, 2:1120, 1982) dan papaverine (Journal of the American Academy of Dermatology, 13:806, 1985). Cari saja di apotek terdekat.
Sedangkan perawatan yang bersifat lebih kuat dan dalam tahap penelitian adalah pemberian hormon thymic , recombinant gamma interferon, radiasi ultraviolet, berbagai obat kemoterapi, dan immunotherapy dengan sari nyamuk (Clinical Pediatric Dermatology, Saunders 1993, Ann Allergy Asthma Immunol, 2007 Sept:99(3):273-80), tapi kita hanya mempertimbangkan kalau reaksi penderita akan gigitan nyamuk betul-betul parah. Mungkin meeka akanmembaikdengan obat-obat eksperimen ini seiring jalannya waktu.
Memang kalau kita menganggap nyamuk seperti tikus maka kita bisa membasmi semua nyamuk di muka bumi ini. Tapi ada beberapa spesies ikan rawa yang memerlukan telur nyamuk untuk makanan mereka. Sedangkan ikan-ikan ini memegang peranan penting dalam sistem rantai makanan kita. Jadi, meskipun nyamuk menjadi momok kesehatan selama berabad-abad,mereka tetap penting dalam siklus ekosistem rawa dan tentu saja bagi penghuni lingkungan yang lain. Jadi, pemusnahan nyamuk di seluruh dunia bukan merupakan jawaban yang bijak.
Jadi, dengung nyamuk akan tetap ada di sekitar telinga kita. Dan IDAI blog telah banyak memberikan saran-saran yang mungkin bisa kita gunakan. Anda tidak perlu memakai semua saran tersebut, tapi anda butuh mencoba beberapa diantaranya demi kesehatan anak-anak kita. Jangan sampai karena saking takutnya nyamuk, kita melarang anak-anak kita bermain di luar ruangan, itu juga tidakbijak. Biarkan anak berkembang mengikuti dan menyesuaikan dengan alam sekitar.

Resep Makanan bayi

* Bila ASI berkurang dapat diberikan PASI.
** Makanan keluarga yang lembek, mudah dicerna dan tidak pedas.
*** Makanan kecil berupa biskuit, bubur kacang hijau dan lain-lain.

Cara Pembuatan makanan bayi
Air jeruk
B a h a n : 1 buah jeruk garut atau jeruk siam, + (100 gr).
Cara membuat : Jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan disaring.
Cara pemberian : Untuk pertama kali air jeruk tersebut diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak perlu diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Air tomat
B a h a n : 1 buah tomat (+ 60 gr)
Cara membuat : Tomat dicuci bersih masukkan ke dalam panci yang berisi air panas lalu panci ditutup dan biarkan 3 - 5 menit angkat tomat dari air panas, kupas kulit arinya lalu disaring. Air tomat yang didapat + 6 sdm (50 cc)
Cara pemberian : Untuk pertama kali air tomat diencerkan dengan air putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sdt. Pemberian ini dari hari ke hari ditambah sampai dapat menghabiskan 1 buah tomat, maka selanjutnya tidak usah diencerkan lagi. Bila rasanya asam, dapat ditambah gula dalam bentuk sirup secukupnya.

Pepaya saring
B a h a n : 1 potong pepaya masak dengan berat + 100 gr
Cara membuat : Pepaya dicuci bersih dan dikupas, buang biji dan bagian yang keras pepaya dipotong-potong atau dihaluskan lalu disaring. Pepaya halus yang didapat + 9 sdm.
Cara pemberian : Untuk pertama kali diberikan 1 sdt, hari-hari selanjutnya ditambah sampai dapat menghabiskan 1 ptg pepaya.

Pisang ambon
B a h a n : 1 buah pisang ambon.
Cara membuat : Pisang dicuci bersih lalu dikupas.
Pisang dikerik halus dan dimasukkan ke dalam cangkir.
Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat.
Cara pemberian : Untuk pertama kali diberikan sebanyak 1 sdt. hari-hari selanjutnya ditambah sehingga dapat menghabiskan 1 atau 2 pisang.

Bubur susu
B a h a n : 150 cc susu (3/4 gls)
50 cc air putih (1/4 gls)
10 gr gula putih (1 sdm)
20 gr tepung beras (2 sdm)
garam sedikit, menurut selera.
Cara membuat : Susu didihkan.
Tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu yang telah mendidih sampai masak, masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut dan ditambah garam kemudian angkat.

Tim saring
B a h a n : 20 gr beras (2 sdm)
10 gr kacang hijau (1 sdm)
25 gr hati ayam (1 ptg)
atau hati sapi, daging cincang atau daging ikan, atau 1 btr telor ayam
10 gr daun bayam (1 genggam)
20 gr tomat (1 bh sdg)
20 gr wortel (1 ptg sdg)
Cara membuat : Beras dan kacang hijau yang telah direndam semalam dicuci lalu ditim dengan 150 cc (3/4 gls) air. Bila sudah 1/2 masak, masukkan hati dan wortel ke dalamnya, biarkan sebentar sampai hati atau penggantinya agak lunak.
Kemudian masukkan bayam, tomat dan garam. Tunggu sampai masak, angkat lalu saring dengan saringan.

Arti Singkatan :
gr : gram
bh : buah
sdg : sedang
gls : gelas
ptg : potong
bj : biji
sdm : sendok makan
bsr : besar
sdt : sendok teh
kcl : kecil

Aneka Resep Obat Tradisional Asli Indonesia

* Penurun panas, batuk, dan pilek
Parut bawang merah, tambahkan minyak telon, lalu balurkan pada punggung sampai bagian pantat sambil sedikit diurut. Juga pusar dan ubun-ubun. Untuk ramuan minum: air kelapa satu cangkir ditambah 1 sendok teh madu, aduk, lalu kukus. Setelah dingin, berikan pada anak sebanyak 3 sendok teh setiap 2 jam sekali. Ramuan ini diberikan untuk bayi 8 bulan ke atas. Bila usia anak di bawah 8 bulan, cukup dengan pemberian ASI atau ibunya yang minum ramuan tersebut.

Pada anak yang agak besar, gunakan ramuan minum berupa air kunyit dan madu. Setengah sampai satu ruas jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dikerik kulitnya, diparut, lalu diberi air matang 1/2 cangkir, peras, kemudian diendapkan. Campur bagian air kunyit yang tanpa endapan dengan kocokan 1 butir kuning telur dan 1 sendok makan madu, kemudian disuapkan pada anak. Ramuan ini bisa untuk penurun panas seperti pada sakit cacar air, flu, atau apa saja.

* Perut kembung
Parut bawang merah dan tambahkan minyak telon. Kemudian tapelkan bawang yang sudah diparut tersebut di bagian pusar. Bisa juga, gunakan daun jarak pagar yang dihangatkan. Olesi dengan minyak kelapa, pilin-pilin, lalu tempelkan pada pusar si kecil.

* Diare
Sediakan 1/2 jari kunyit yang sudah bersih dibakar, dipotong-potong, 7 pucuk daun jambu biji, air 2 gelas, dan garam 1/4 sendok teh, rebus dengan api kecil. Minum airnya, 1 sendok teh satu jam sekali. Untuk mengusir gas, maka pusarnya ditapeli dengan parutan bawang merah yang sudah diberi minyak telon. Untuk anak yang sudah agak besar, boleh juga dengan mengunyah halus pucuk daun jambu klutuk yang sudah bersih ditambah garam lalu ditelan.

* Muntah-muntah
Muntah bisa disebabkan perut mual atau kembung. Sediakan 1/2 sendok teh ketumbar, 3 butir kapulaga, 5 butir adas hitam, dan air setengah gelas. Kemudian direbus. Setelah dingin, berikan ke anak sedikit-sedikit, sesering mungkin atau 2 jam sekali.
Boleh juga dibuatkan air beras kencur. Caranya, cuci 1 sendok makan beras dan direndam sebentar. Sangrai beras tersebut sampai berwarna kecokelatan, lalu ditumbuk halus bersama dengan 1 ruas jari kencur, 1 ruas jari kunyit, dan 1/4 sendok teh adas manis. Setelah itu diseduh dengan air panas, tambahkan gula merah, sedikit garam, dan asam jawa. Saring, lalu diminumkan pada anak agar tubuhnya hangat.

* Batuk
Sediakan air jeruk nipis 1 sendok makan ditambah madu 2 sendok makan dan air matang 2 sendok makan. Masukkan dalam cangkir dan kukus. Setelah agak dingin, minumkan pada anak sebanyak 1-2 sendok teh. Berikan sehari 5 kali.

* Batuk seratus hari
Sediakan umbi bidara upas sebesar 1/2 jempol yang sudah bersih, parut dan seduh dengan air panas, lalu aduk-aduk dan dinginkan. Saring dan tambahkan sedikit madu. Minum sampai habis. Buatlah ramuan ini 3 kali sehari. Bisa juga gunakan ramuan lidah buaya. Lidah buaya dikupas kulitnya dan ambil bagian dagingnya sebanyak dua jari, kemudian dicacah. Tambahkan air hangat dan madu, lalu diminumkan pada anak 1-2 kali sehari.

* Batuk karena angin atau dahak susah keluar
Sediakan 1 butir bawang merah diparut, 1 ruas jari jahe diparut dan diperas airnya, 7 butir adas manis, 1 ruas jari kunyit diparut dan diperas airnya, 1 sendok makan air jeruk nipis, dan 1/2 gelas air. Masukkan semua bahan di cangkir, kemudian kukus dan setelah itu saring. Minum 3 kali sehari masing-masing 2 sendok teh.

* Batuk berlendir
Campurkan air jahe 1 sendok makan, air kunyit 1 sendok makan, bawang putih 1 siung diparut, air jeruk nipis 1 sendok makan, madu 1 sendok makan, dan 3 sendok makan air matang, kemudian dikukus. Diminumkan 3-4 kali sehari 2 sendok teh.

* Pilek
Siapkan bawang merah yang diparut, lalu tapelkan pada tulang leher ketujuh (bagian tengkuk) dan ubun-ubun anak setelah sebelumnya diolesi minyak kayu putih. Beri juga minuman yang hangat-hangat, seperti minuman beras kencur. Selain itu, jemur anak di bawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 atau di bawah jam 9 pagi. Panaskan bagian dada seperempat jam dan kemudian punggung seperempat jam. Ini bisa dilakukan sambil jalan-jalan pagi.

* Mata bintitan
Ambil getah dari batang tanaman patikan kebo atau getah dari batang pohon meniran. Tempelkan sedikit pada kapas, lalu oleskan pada bagian bintitnya, sedikit saja, jangan sampai terkena mata.

* Mata merah
Taruh 3 lembar daun sirih yang sudah dicuci bersih pada wadah mangkok. Seduh dengan air panas. Setelah airnya dingin, minta anak untuk mengedip-ngedipkan matanya dalam air tersebut.

* Sariawan
Ambil sebuah tomat matang, seduh dengan air panas dan kupas kulitnya. Haluskan tomat tersebut dengan menggunakan sendok, saring dan tambahkan sedikit gula. Beri anak minumam sari tomat tersebut.

* Tak nafsu makan
Menurut Endah, hilangnya nafu makan dapat disebabkan cacingan atau hal lain seperti masuk angin. Cara mengatasinya, bersihkan 1 lembar daun jarak pagar, setelah itu hangatkan sebentar di atas tutup panci. Beri olesan minyak kelapa pada daun tersebut dan dipilin, kemudian tempelkan daun tersebut di atas pusar anak, yang sebelumnya sudah diolesi dengan minyak telon.

Bila usia anak sudah lebih dari setahun, coba berikan ramuan 1 telapak tangan daun pepaya, 1 ruas jari temu hitam/temu ireng, seruas jari tempe bosok (tempe kemarin), dan sedikit garam. Semua bahan ditumbuk halus, lalu peras pakai kain dan masukkan ke mulut anak. "Khasiat temu hitam untuk mengeluarkan cacing, sedangkan daun pepaya untuk menambah nafsu makannya, dan tempe bosok untuk stamina atau kekuatan tubuhnya.

Untuk menambah nafsu makan anak bisa juga dengan ramuan: 1 ruas jari temulawak, gula merah, air secukupnya, dan sedikit garam, kemudian rebus dan saring. Minumkan pada anak 1-2 sendok makan sehari

* Mimisan
Selembar daun sirih yang sudah dicuci bersih dipilin dan disumpalkan ke hidung anak. Untuk pengobatan dari dalam tubuh lakukan dengan ramuan: 1/2 jempol umbi bidara upas yang sudah bersih diparut dan diseduh dengan 1 cangkir air panas, kemudian disaring, dan setelah dingin diminumkan ke anak ditambah sedikit madu.

* Benjol karena benturan
Rendam 1 sendok makan beras. Tumbuk bersama kencur dan beri sedikit garam. Setelah halus, tempelkan ke bagian yang benjol.

Bisa juga diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi ramuan: bawang putih diparut dan diberi madu, setelah itu dioleskan ke bagian yang benjol.

* Keringat buntet
Sesering mungkin dibedaki tepung kanji.

* Congekan
Cuci bersih 3 lembar daun miana atau 7 lembar daun samiloto segar atau lengkuas merah muda, lalu tumbuk halus. Peras pakai kain bersih dan teteskan air perasannya ke telinga. Lakukan dua kali sehari, masing-masing 3 tetes.

* Panu
Dua jari langkuas merah diparut dan diberi sedikit cuka, oles-oleskan pagi dan sore atau malam hari pada bagian tubuh yang berpanu tersebut.

* Koreng atau borok kepala
Batang brotowali dipotong-potong sebanyak 5 jari. Rebus dengan sedikit air, oleskan pada bagian kepala.

Bisa juga diberi ramuan: daun brotowali, parutan kunyit dan sedikit garam ditumbuk halus. Oleskan ke kepala. Boleh juga hanya dengan kunyit saja.

* Sakit gigi
Bawang putih diparut, ditambah sedikit garam, kemudian sumpal ke gigi yang sakit karena berlubang.

* Digigit nyamuk
Hilangkan bekas gigitannya dengan tanaman sambiloto yang diremas-remas dan dioleskan ke bagian bekas gigitan tersebut. Kalau tak ada sambiloto bisa digunakan minyak sereh.

* Asma
Sepuluh siung bawang putih diparut, ditambah madu 1 gelas, kemudian dikukus. Berikan pada anak sebanyak 1 sendok teh, dua kali sehari. Bisa juga, 10 siung bawang putih diparut, 1 ons gula batu, direbus bersama 1 gelas air.

* Luka-luka berdarah
Cuci bersih daun jambu biji atau daun bandotan, kemudian remas-remas. Tapelkan pada luka tersebut. Darah akan berhenti segera.

* Keracunan
Minum air kelapa hijau muda 3 kali sehari 1/4 gelas.

* Biduran atau kaligata
Balurkan tubuh dengan minyak telon, minyak kayu putih atau minyak tawon. Untuk ramuan minum: 1 jari temulawak dipotong-potong, beri sedikit gula merah, dan garam direbus dengan 1 gelas air. Saring dan bila sudah dingin diminumkan 3 kali sehari 1/4 gelas.

Pengertian dan Definisi Vitamin - Fungsi, Guna, Sumber, Akibat Kekurangan, Macam dll

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.

Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air :
  • Vitamin yang larut di dalam air : Vitamin B dan Vitamin C
  • Vitamin yang tidak larut di dalam air : Vitamin A, D, E, dan K atau disingkat Vitamin ADEK.
1. Vitamin A
  • Sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.
2. Vitamin B1
  • Sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.
3. Vitamin B2
  • Sumber yang mengandung vitamin B2 = sayur-sayuran segar, kacang kedelai, kuning telur, susu, dan banyak lagi lainnya.
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B2 = turunnya daya tahan tubuh, kilit kering bersisik, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, dan sebagainya.
4. Vitamin B3
  • Sumber yang mengandung vitamin B3 = buah-buahan, gandum, ragi, hati, ikan, ginjal, kentang manis, daging unggas dan sebagainya
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B3 = terganggunya sistem pencernaan, otot mudah keram dan kejang, insomnia, bedan lemas, mudah muntah dan mual-mual, dan lain-lain.
5. Vitamin B5
  • Sumber yang mengandung vitamin B5 = daging, susu, sayur mayur hijau, ginjal, hati, kacang ijo, dan banyak lagi yang lain.
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B5 = otot mudah menjadi kram, sulit tidur, kulit pecah-pecah dan bersisik, dan lain-lain.
6. Vitamin B6
  • Sumber yang mengandung vitamin B6 = kacang-kacangan, jagung, beras, hati, ikan, beras tumbuk, ragi, daging, dan lain-lain.
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B6 = pelagra alias kulit pecah-pecah, keram pada otot, insomnia atau sulit tidur, dan banyak lagi lainnya.
7. Vitamin B12
  • Sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati, daging, dan lainnya
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya.
8. Vitamin C
  • Sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain.
9. Vitamin D
  • Sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otok bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.
10. Vitamin E
  • Sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll
11. Vitamin K
  • Sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning telur, sayuran segar, dkk
  • Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya

lingkar kepala anak

Pertumbuhan ( growth) berkaitan dengan dengan masalah perubahan dalam ukuran fisik seseorang. Sedangkan perkembangan (development) berkaitan dengan pematangan dan penambahan kemampuan (skill) fungsi organ atau individu. Kedua proses ini terjadi secara sinkron pada setiap individu. Proses tumbuh kembang seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu ; faktor genetik / keturunan , lingkungan bio-fisiko-psiko-sosial dan perilaku.

Proses ini bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda dan ciri tersendiri pada setiap anak.Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan dan sampai anak berusia 2 tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik atau klinikal , pemeriksaan antropometri ( membandingkan tinggi badan terhadap umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan atas terhadap umur ) , contohnya KMS (kartu menuju sehat ) yang membandingkan berat badan terhadap umur , pemeriksaan radiologis, laboratorium, dan analisa diet.

Beberapa faktor yang mempegaruhi pertumbuhan anak :

v Faktor heredo konstitusional ; tergantung ras, genetic, jenis kelamin dan kelainan bawaan

v Faktor hormonal ; insulin , tiroid, hormon sex dan steroid.

v Faktor lingkungan selama dan sesudah lahir ; gizi, trauma, sosio – ekonomi, iklim, aktivitas fisik, penyakit, dll.

Perkiraan berat badan yang dapat mudah dilakukan dalam kilogram adalah berat badan waktu lahir bayi cukup bulan akan kembali pada hari ke 10.Berat badan menjadi 2 kali berat waktu lahir saat usia 5 bulan, menjadi 3 kali berat lahir saat usia satu tahun, dan menjadi 4 kali berat waktu lahir saat usia 2 tahun. Pada masa prasekolah kenaikan berat badan rata– rata 2 kg/ tahun.

Perkiraan tinggi badan dapat pula dilakukan dalam sentimeter yaitu usia 1 tahun 1,5 kali tinggi badan lahir, usia 4 tahun 2 kali tinggi badan lahir, 6 tahun 1,5 kali tinggi badan 1 tahun,.

Kita dapat pula mePrediksikan tinggi akhir anak sesuai potensi genetic berdasarkan tinggi badan orang tua dengan asumsi bahwa semuanya tumbuh optimal sesuai potensinya. Rumus yang digunakan ;

TB anak perempuan = ( TB ayah – 13 cm ) + TB ibu

_________________________ ± 8,5 cm

2

TB anak laki-laki = ( TB ibu +13 cm ) + TB ayah

__________________________ ± 8,5 cm

Mengurangi Ketergantungan Terhadap Susu Formula

susu_formulaAksi Suara Ibu Peduli rupanya cukup menggelitik banyak pihak untuk ikut berkomentar. Antara lain tulisan-tulisan Bung Zaim di harian Republika (27/02/98 dan 05/03/98). Kemudian sepucuk surat dari mbak Karlina yang mewakili Ibu-ibu Peduli menanggapi tulisan di harian yang sama (05/03/98). Rasanya sebagai ibu rumah tangga dan pengamat masalah Ibu dan Anak, penulispun tergelitik dan gatal tangannya untuk ikut "urun rembug" kalau dapat dikatakan demikian, untuk ikut menanggapi tulisan-tulisan atau publikasi terdahulu. Hal ini jangan sampai menimbulkan suatu opini yang rancu di masyarakat.

Masalah yang dilontarkan Bung Zaim dan Mbak Karlina memang tidak dapat dengan penyelesaian jangka pendek dan hanya sepihak saja. Banyak instansi baik pemerintah maupun non pemerintah terkait di sana. Keduanya memandang dari sudut yang berbeda, dan juga tidak ada yang salah. Pengetahuan mbak Karlina akan ASI tidak perlu disangsikan lagi, bahkan beliau pendukung ASI sejak gerakan ASI belum dicanangkan. Hanya bagaimana alternatif penyelesaiannya itulah yang menjadi tanggung jawab mereka yang peduli akan terbentuknya generasi suatu bangsa yang sehat dan cerdas di masa depan. Mungkin dalam jangka pendek yang diharapkan adalah turunnya harga susu dengan segera, tetapi permasalahan tidak menjadi selesai karenanya. Masyarakat luas pada umumnya tetap tinggi ketergantungan akan susu formula.Justify Full

Dalam keadaan krisis ekonomi sekarang ini yang dirasakan berat bahkan sangat berat oleh banyak pihak, antara lain dengan membumbungtingginya harga susu formula. Aksi yang digelar oleh Ibu-ibu Peduli, memang merupakan "nurani Ibu yang dipenuhi cinta universal, sehingga menjadikan derita orang lain menjadi bagian dari kisah hidupnya", sehingga sidang kasus Karlina yang diliput oleh wartawan dalam dan luar negri itu, sempat menarik banyak simpatisan. Sementara tulisan Bung Zaim yang mewakili "Bapak-bapak pendukung Gerakan ASI", mungkin ada yang hanya membacanya selintas, bahkan mungkin segera terlupakan. Padahal masalah keduanya adalah sama bahwa ketergantungan Ibu akan susu formula cenderung tinggi. Sehingga ketika susu formula hilang dipasar dan kemudian muncul dengan harga tinggi, banyak ibu yang menjerit.

Kelompok- kelompok yang memerlukan susu

Pertama, yaitu ibu-ibu yang sepenuhnya menyusui anaknya dengan ASI tanpa diselingi susu formula dalam jangka waktu yang cukup bagi si anak untuk dihentikan pemberian ASI-nya. Bagi golongan ini tidak perlu diganggu gugat, bahkan diberi penghargaan dari masyarakat terhadap "tekad"nya itu. Mungkin yang dirasakan berat saat ini bagi mereka adalah untuk mendapatkan makanan bergizi sehingga kualitas ASI yang dihasilkanpun cukup baik. Ketergantungan mereka akan susu formula dapat dikatakan tidak ada. Rasanya merekapun tidak menjadi ikut panik ketika susu formula hilang dipasaran. Demikian pula susu formula bagi ibu menyusui, dapat digantikan dengan bahan alami lainnya.

Kedua, adalah ibu-ibu yang digambarkan mbak Karlina sebagai bekerja sebagai pilihan sendiri bukan karena keterpaksaan soal makan atau tidak makan. Untuk kelompok ibu-ibu ini bukan mereka tidak sadar atau tidak tahu pentingnya ASI, bahkan kadang sembunyi-sembunyi untuk mengeluarkan ASInya di WC kantor. Susu formula adalah alternatif tercepat yang mereka pilih untuk mengatasi kebutuhan si bayi selama mereka bekerja apalagi mereka yang harus dinas luar kota selama beberapa hari misalnya. Selanjutnya apa yang dikemukan mbak Karlina bahwa setelah mereka berada di rumah, sesegera mungkin dan selama mungkin menyusui anak dengan ASI, bahkan kalau perlu "sepanjang malam". Pada kenyataannya dan didukung hasil-hasil penelitian serta tulisan -tulisan ilmiah, hal itu tak baik untuk dilakukan.

Bayi yang normal cukup 5-6 kali sehari mendapat ASI dengan waktu masing-masing pemberian ASI 10-20 menit dan tidak bisa dikompensasi sekaligus misalnya dengan. sepanjang malam atau selama mungkin karena sang Ibu pun perlu istirahat, untuk dapat berproduksi ASI lagi keesokan harinya dan si bayi tidak dibiasakan "mengempeng", dari dada ibu yang tak mengeluarkan ASInya lagi. Berdasarkan suatu penelitian ilmiah pula bahwa ibu-ibu yang capai bekerja, apalagi stress di tempat kerja atau dalam perjalanan pulang dan pergi ke tempat kerja, dapat mempengaruhi produktivitas ASInya. Hormon "Adrenalin" yang dapat terbentuk karena sang ibu mengalami stress atau kerja berat akan menghambat atau setidaknya mengurangi keluarnya ASI. Jadi jangan salahkan siapa-siapa jika ketika pulang kantor si bayi hanya dapat tercukupi dengan satu atau dua kali ASI saja.

Pada kelompok ibu-ibu ini perlu diberikan hak-hak yang lebih baik, disamping kerelaan si ibu juga untuk membagi hak gajinya yang berkurang. Di Jerman di negara yang saat ini penulis bermukim di kenal "cuti pendidikan anak (erziehungurlaub)" selama 18 bulan. Ibu-ibu yang bekerja diperusahaan atau kantor-kantor tidak akan kehilangan kursi ketika ia masuk lagi, karena selama ia cuti ada yang menggantikannya. Hanya saja gajinya tidak diterima penuh karena perlu dibagi untuk penggantinya selama ia cuti. Tapi mereka menikmati cuti tersebut untuk sepenuhnya menyusui anaknya dan ketika ditinggalkan untuk kembali bekerja anak-anak mereka sudah tidak lagi tergantung ASI juga tidak pada susu formula, karena mereka sudah mendapat asupan yang lengkap seperti halnya manusia dewasa.

Hal lain adalah membagi waktu kerja "part time". Bagi mereka yang mempunyai bayi (di sana sampai usia 5-6 bulan disarankan ASI sepenuhnya). Tentu saja konsekwensinya pun ibu-ibu tersebut harus rela gajinya berbagi dengan teman kerjanya. Hal ini bukan saja berdampak positif bagi kelangsungan pemberian ASI, juga membuka lapangan dan kesempatan kerja bagi ibu-ibu yang tergolong kelompok ini dan tidak sedang adalam masa menyusui anak. Hal ini perlu juga diupayakan menjadi undang-undang ketenagakerjaan di Indonesia misalnya. Tidak saja Instansi ketenagakerjaan ataupun kesehatan yang ikut mengupayakannya, rasanya Menteri UPW yang akan datang pun diharapkan dapat menggolkan hak-hak ibu yang bekerja menjadi lebih baik, tidak hanya menambah jumlah lapangan dan kesempatan kerja bagi wanita. Dengan ini ketergantungan akan susu formula pun dapat dikurangi.

Pemberian ASI di tempat kerja juga suatu alternatif mengurangi ketergantungan akan susu formula, tetapi jika tempat kerja jauh dari rumah, sementara di sana tidak ada tempat penitipan anak, dengan siapa si bayi selama ibu bekerja?. Imbauan mbak Karlina untuk para bapak agar mampir ke tempat istrinya pada saat istirahat untuk mengantar ASI yang dibotolkan juga, rasanya kurang relevan. Berapa jauh jarak yang ditempuh sang bapak dan berapa biaya yang harus dikeluarkan setiap hari untuk ke sana ke sini menjemput dan mengantar ASI. Pembotolan ASI pun bukan satu alternatif yang paling baik, karena seperti diungkapkan mbak Karlina sendiri adanya kedahsyatan hubungan psikhologis antara ibu dan anak ketika si anak berada dalam dekapan dan menyusu dari payudara ibunya. Selain itu segi sanitasi dan kontaminasi ASI selama dalam botol sulit juga pengupayaannya, apalagi kalau harus dibawa ke sana kemari. Dulu penulis pernah berupaya mencari tempat tinggal dekat tempat bekerja, sehingga sewaktu-waktu dapat pulang untuk memberikan ASInya. Tetapi sulit untuk mendapat keadaan seperti itu sekarang, apalagi di kota-kota besar.

Ketiga, adalah kelompok ibu yang oleh mbak Karlina sebagai memilih bekerja sebagai soal makan atau tidak makan. Ibu-ibu yang ingin mendekap anaknya tapi tidak mempunyai pilihan. Mereka pun jangan dijadikan "korban" penggunaan susu formula. Bagi masyarakat kelas ekonomi rendah (para buruh harian misalnya), jangankan ketika harga susu formula melangit, ketika masih normalpun tidak terjangkau oleh mereka. Mereka memberikan alternatif-alternatif lain sebagai penggantinya, antara lain air tajin yaitu air godokan beras (seperti yang pernah diberikan ibu penulis ketika kecil). Pada kelompok ini yang harus diperjuangkan adalah "penerangan gizi yang baik dan benar". Gizi yang baik dan benar tidak hanya diperoleh melalui susu formula. Jadi gerakan-gerakan posyandu oleh ibu-ibu PKK maupun tim-tim kesehatan pun sebaiknya tidak memberikan susu-susu contoh pada kegiatannya ataupun seperti yang diistilahkan Bung Zaim sebagai suatu "medikalisasi", dengan mudahnya rumah-rumah sakit memberikan "susu contoh berupa susu formula". Maka dalam hal ini Instansi-instansi kesehatan juga organisasi-organisasi masyarakat dapat turut serta menggalakkan pengurangan ketergantungan akan susu formula. Suatu kejadian yang ironis, jika seorang yang bekerja menggerakkan kegiatan kembali pada ASI, tetapi bersamaan dengan itu, anaknya di rumah ditinggalkan dengan botol yang berisi susu formula.

Upaya lain yang dapat dilakukan pada kelompok ini seperti pada kelompok ke dua di atas, yaitu memberikan hak-hak yang lebih baik bagi ibu yang bekerja di pabrik-pabrik misalnya. Cuti yang tiga bulan itu diberikan, dengan tetap memberikan upah walaupun tidak penuh. Jadi Para pengusahapun harus mau ikut bertanggungjawab memikirkan hari depan generasi akan datang yang terbentuk antara lain dari pemenuhan kebutuhan fisiknya ketika masa bayi melalui pemberian hak yang wajar bagi para ibu-ibu yang bekerja, tidak hanya memeras tenaganya saja. Pesan "moral" di sini sepatutnya cukup dihiraukan. Alternatif lain seperti yang disarankan mbak karlina, mengupayakan adanya tempat penitipan anak di lingkungan pabrik. Sehingga ibupun dapat tenang dan berproduksi optimal. Tapi dalam keadaan seperti sekarang ini sulit untuk kedua hal di atas sulit untuk segera diterapkan oleh perusahaan atau pabrik tempat ibu-ibu tersebut bekerja.

Keempat, adalah kelompok ibu-ibu yang dengan sengaja meninggalkan kewajiban menyusui anaknya berdasarkan "keinginan sendiri", antara lain mereka yang enggan memberikan ASI karena akan kehilangan sebagian daya tarik seksualnya, karir akan terhambat atau repot karena urusan bisnis. Mungkin kelompok inilah konsumen terbesar akan susu formula. Dalam keadaan ekonomi sekarang ini mereka pun tidak terlalu banyak terguncang, harga tinggi tidak menjadi masalah, yang penting susu formula tersedia di pasaran.

Inilah kelompok ibu-ibu yang perlu diberi pengertian lebih mendalam akan pentingnya ASI dan "manajemen laktasi"nya. Juga suatu kesadaran bahwa pengambilan keputusan untuk melahirkan anak, disertai tanggungjawab memenuhi kebutuhan si bayi akan ASI yang menjadi haknya. Ketuklah hati mereka lebih dalam bahwa kembalinya mereka pada ASI akan memberi dampak positif bagi masyarakat pada umumnya. Dengan memberi contoh memborong susu formula hanya akan menimbulkan dampak negatif saja, terutama bagi golongan mereka yang tak mampu untuk membelinya.

Kelima, adalah kelompok ibu-ibu yang karena sakit atau bahkan meninggal saat bayinya masih memerlukan ASI, antara lain bayi-bayi yang berada di panti asuhan. Memberikan pengganti ibu pemberi ASI bukan suatu jalan keluar bahkan kemungkinannya sangat kecil. Demikian juga pemberian susu formula bukan satu-satunya alternatif yang dapat diambil. Sumbangan berkaleng-kaleng susu pada mereka tidak memecahkan masalah, apalagi jika keadaan seperti sekarang ini, dikala sumbangan menurun frekwensinya, maka sulitlah mereka mencari susu pengganti karena sudah terbiasa akan prosuk susu formula. Alangkah lebih baik sumbangan itu dikonkritkan dengan lemari pendingin atau alat-alat sterilisasi sederhana, sehinggga panti-panti asuhan mampu menyiapkan susu pengganti dari susu sapi segar yang harganya relatif masih lebih rendah dari susu formula.

Di samping itu diberikan penerangan yang sebaik-baiknya bagaimana perlakuan terhadap susu segar itu, juga penerangan gizi yang memadai untuk mencukupi kebutuhan gizi si bayi yang perlu dilengkapi dari bahan-bahan alami lainnya. Ini memang menambah pekerjaan bagi pengurus panti asuhan, tetapi dengan kesadaran semua pihak, bahwa kekurangan gizi tidak hanya bisa dicukupi dengan susu formula, maka pekerjaan itu selanjutnya akan tertangani.

Keenam, adalah kelompok balita yang sudah melampaui masa mendapatkan ASI, tetapi tetap membutuhkan susu. Memang betul pertumbuhan kecerdasan mereka akan ditunjang oleh kecukupan gizi yang baik.

Bukankah susu dalam ilmu gizi sebagai bahan penyempurna setelah bahan lainnya (ingat ! 4 sehat 5 sempurna) Memang dalam susu terutama susu formula tersedia semua bahan-bahan essensial yang dibutuhkan tubuh. Akan tetapi apakah dengan meminum susu saja cukup? Bahkan jika terlalu banyak susu pun anak menjadi kegemukan (obesitas), dan akan lamban dalam beraktivitas. Hal lain, pemenuhan susu sebagai penyempurna itupun tidak harus berasal dari susu formula. Jika kebutuhan susu dipenuhi dengan susu segar, dan kebutuhan lainnya dari makanan alami yang kita konsumsi sehari-hari. Maka ketergantungan akan susu formula bagi si anakpun dapat dikurangi dengan tidak menjadikan sinak sebagai anak yang kurang gizi.

Banyak alternatif lain untuk mencukupi protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral bagi si anak, antara lain memasyarakatkan konsumsi sayuran dan buah bagi anak-anak. Karena di sanalah sumber vitamin dan mineral yang sering diunggulkan oleh berbagai produk susu formula dalam "fortifikasinya". Asam lemak tak jenuh dapat diperoleh dari minyak yang berasal dari tumbuh.tumbuhan. Sedangkan enzim-enzim yang juga diiklankan susu formula dapat diganti dari bahan-bahan alami yang dimakan sehari-hari.

Sekali lagi penerangan gizi yang baik ternyata perlu disebarkan ke seluruh masyarakat, baik dari lapisan kelas ekonomi rendah sampai yang tinggi sekalipun. Karena kadang-kadang justru anak-anak dari mereka yang tergolong kelas ekonomi tinggi dengan mudahnya membeli makanan-makanan jajanan (misalnya Fast food), yang kadangkala masih harus dipertanyakan nilai gizinya.


Upaya Bersama untuk Menurunkan Ketergantungan Susu Formula

Pengalaman yang dirasakan penulis dan juga pengamatan yang dilakukan selama beberapa tahun bermukim di suatu negara yang tingkat ekonominya boleh dikatakan lebih maju, penggunaan susu formula bagi sebagian ibu banyak dijauhi, mereka lebih senang kembali ke bahan-bahan alami yang diolah sekedarnya (susu pasteurisasi). Hanya mereka-mereka yang "terpaksalah" menggunakannya. Padahal daya beli mereka masih cukup untuk memberikan susu formula bagi anaknya. Di bawah ini penulis ingin mengemukakan beberapa contoh gerakan ASI yang menyeluruh dari semua pihak.

Di rumah-rumah sakit, bagi ibu yang melahirkan segera bayinya dalam keadaan masih merah (belum dimandikan) segera diberikan pada dekapan sang ibu. Setelah si ibu berisirahat sejenak, si bayi segera diserahkan kembali untuk mengisap puting susu ibunya, sehingga ASI akan cepat terangsang keluar. Jika ASI belum keluar (seperti yang dialami penulis sampai hari ke2), si bayi tidak segera diberi susu botol tapi sementara diberi dulu teh berasal dari tumbuhan (Fenchel, Kamille dsb), kalau dirasa kurang kalori, diberi tambahan gula sedikit. Usaha mengenalkan si bayi akan susu selain ASI dihindari sejauh mungkin.

Susu-susu contoh yang berupa susu formula tidak diberikan atau diiklankan di rumah sakit ketika si pasien pulang, kecuali dalam hal-hal tertentu. Dinas-dinas kesehatan baik pemerintah maupun non-pemerintah juga organisasi-organisasi kemasyarakan dan keagamaan, menyebarkan brosur-brosur yang berkenaan dengan ASI. Bahkan bagi mereka yang menemui kesukaran dalam memberikan ASI bagi bayinya, ada grup-grup sosial yang dapat membantu memecahkan masalah tersebut. Para pengusaha susu formula mengiklankan produknya melalui salesman yang datang dari rumah ke rumah atau di dalam brosur-brosur khusus bagi Ibu dan Anak, yang mereka keluarkan sendiri. Sedikit sekali dijumpai dalam majalah atau koran-koran secara umum.

Gerakan penggunaan ASI, disadari oleh semua pihak dan dilakukan di mana-mana. Dokter-dokter anak sangat menekankan si Ibu untuk memberikan ASInya. Media massa audio visual, termasuk TV jarang mengiklankan susu formula. Bahkan rasanya dari channel TV yang dapat ditangkap oleh penulis, tidak ada yang mengiklankannya.

Susu segar banyak menjadi pilihan konsumen. Karena mereka menganggap kandungan gizinya lebih alami. Bahkan di beberapa supermaket yang melayani kebutuhan sehari-hari, tidak ditemukan produk-produk susu formula. Susu tersebut hanya di dapat di rumah-rumah obat, apotik-apotik dan beberapa supermaket besar, itupun dalam jumlah terbatas.


Memang mengurangi ketergantungan terhadap susu formula harus melalui jalan yang panjang, termasuk peranan pemerintah untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sapi perah hingga tercukupinya kebutuhan masyarakat. Mungkin yang perlu diberi subsidi atau insentif tertentu adalah peternak-peternak sapi, kemudian juga mempermudah pendistribusian susu segar sampai ketangan konsumen termasuk pengupayaan penanganan susu segar kepada seluruh lapisan masyarakat. Hingga nantinya mereka yang membutuhkan susu tinggal cari di kios atau toko terdekat dengan harga yang terjangkau.

Untuk sementara mungkin sebagian hal yang ideal di atas masih suatu impian, tetapi dengan kerja keras dan kepedulian banyak pihak, persoalan ketergantungan akan susu formula dapat dikurangi. Melalui tulisan ini penulis ingin mengajak semua pihak turut memikirkan gaung yang telah diperdengarkan melalui aksi Suara Ibu Peduli, tentu saja untuk mencari jalan pemecahannya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan itu baiknya kita mulai dari diri sendiri.