Info Center Bidan Ruqiya Hazirotul Qudsiya Alamat: Jalan Lintas Timur Sumatera Puskesmas Mesuji Induk Pematang Panggang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Indonesia Situs website https://www.puskesmas-mesuji.blogspot.com

Kamis, 22 Agustus 2013

Dahsyatnya manfaat Air Susu Ibu (ASI)



Bayi manusia minum air susu manusia, Anak sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tidak dapat dirubah. Sebuah desain sedemikian sempurna untuk makhlukNya. 
Amat disayangkan bila aneka rupa iklan susu bubuk membuat masyarakat memilih susu sapi, bukan ASI (Air Susu Ibu). Padahal ASI jauh lebih baik untuk bayi dibanding yang lain.
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu : aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologis, aspek kecerdasan, aspek neurologis, aspek ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

A.     Aspek Gizi: Manfaat Kolostrum
Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama lgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Membantu mengeluarkan mekonium atau kotoran bayi yang pertama berwarna hitam atau kehijauan. ASI mudah dicerna karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencerna zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

B.     Komposisi Taurin, DHA AA Pada ASI
Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidohic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari omega 3 (asam linolenat) dan omega 6 (asam linoleat)

C.     Aspek Imunologik
ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
Imunoglobulin A (Ig A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan salmonela) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Bronchus Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernapasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernapasan, mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

D.    Aspek Psikologik
Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih sayang terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan mingkatkan produksi ASI.
Interaksi ibu dan bayi : Pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi tergantung pada kesatuan ibu dan bayi tersebut.
Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi: Ikatan kasih sayang ibu dan bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

E.     Aspek Kecerdasan
Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki point 4,3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4,6 point pada usia 3 tahun, dan 8,3 point lebih tinggi pada usia 8,5 tahun dibandingkan bayi bayi yang tidak diberi ASI.

F.      Aspek Neurologis
Dengan menghisap payudara koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernapas pada bayi yang baru lahir dapat lebih sempurna.
Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibanding dengan susu sapi. ASI mengandung Whei lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan susu sapi mempunyai perbandingan Whei:Casein adalah 20:80 sehingga tidak mudah diserap.
Bayi yang minum ASI dibanding dengan minum susu bubuk buatan lebih jarang terjangkit bermacam-macam penyakit akut maupun kronis.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan salmonela) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Laktiferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan zat besi di saluran pencernaan. 

G.    Aspek Ekonomis
Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

H.    Aspek Penundaan Kehamilan
Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis.
Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E.coli dan salmonela) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
Laktiferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan zat besi di saluran pencernaan.

Tetap Langsing Selama Menyusui



Anda ingin menyusui, tapi takut gemuk? Tak perlu khawatir! Ibu dapat menyiasatinya dengan mengikuti diet tepat makanan rendah kalori. Caranya yaitu:
1.       Makanlah makanan yang berkalori rendah, tetapi mengandung zat gizi yang maksimal, khususnya makanan yang tinggi protein.
2.     Kurangi makanan yang digoreng sebagai gantinya, olahlah makanan Ibu dengan cara lain, misalnya dikukus, direbus, atau dibakar.
3.     Pilihlah daging yang tidak berlemak, khususnya hati, jantung atau ginjal.
4.     Konsumsilah makanan yang kaya protein tapi tidak menggemukan, seperti tahu dan tempe.
5.     Perbanyak makan sayuran serta buah-buahan, dan kurangilah kue-kue.
6.     Pilihlah buah segar ketimbang buah yang dibuat manisan.
7.     Hindari sayuran dan buah yang berkalori tinggi seperti alpukat, sirsak, ubi dan jagung.
8.     Kurangi minuman manis seperti sirop atau softdrink.
9.     Hindari makanan yang manis-manis seperti permen atau coklat.

Apa yang perlu Ibu hindari? Ada beberapa hal yang perlu Ibu hindari selama menyusui yaitu:
1.       Kol, bunga kol atau lobak, karena dapat membuat perut bayi kembung.
2.     Teh atau kopi dalam jumlah berlebihan, karena zat yang terkandung di dalamnya mempunyai efek merangsang ginjal bekerja lebih giat, sehingga mengakibatkan Ibu jadi lebih sering ke belakang (hal ini dapat membuat Ibu kekurangan cairan).
3.     Rokok, karena zat nikotinnya dapat menimbulkan keracunan pada bayi.
4.     Pil KB, karena beberapa di antarnya mengandung hormon estrogen sintesis dan hormon progesteron yang mempunyai dampak menghambat keluarnya air susu.

Gastritis




Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.

Penyebab
1. Infeksi bakteri: H. Pylori
2. Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
3. Penggunaan alkohol secara berlebihan
4. Penggunaan kokain
5. Stress fisik
6. Kelainan autoimmune
7. Crohn's disease.
8. Radiasi and kemoterapi.
9 Penyakit bile reflux.

Gejala
• Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas
• Mual
• Muntah
• Kehilangan selera
• Kembung
• Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan
• Kehilangan berat badan

Pencegahan
1. Makan secara benar
2. Hindari alkohol
3. Jangan merokok.
4. Lakukan olah raga secara teratur
5. Kendalikan stress.
6. Ganti obat penghilang nyeri
7. Ikuti rekomendasi dokter

Penatalaksanaan Diit Lambung

Apakah maksud diit lambung?
Meringankan pekerjaan saluran pencernaan

Syarat diit lambung:
1. Mudah cerna
2. Tidak merangsang
3. Porsi kecil dan sering diberikan

Makanan yang diperbolehkan
1. Nasi atau penukar
beras dimasak lunak atau ditim: kentang direbus atau dipuree; macaroni; roti; biscuit; kraker; tepung-tepung dibuat atau puding
2. Daging atau penukar
Daging sapi tak berlemak, hati, ikan, ayam ditim, direbus lunak, disemur atau dibakar, telur direbus,diceplok air, didadar atau dicampur kedalam makanan
3. Susu dan hasil-hasil susu
susu skim, susu kaleng, susu asam, yogurt, cream, keju
4. Kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan
kacang hijau direbus, tahu dan tempe direbus, dikukus atau ditumis, ditim
5. Lemak
santan encer, minyak (tidak untuk menggoreng), margarine, mentega
6. Sayuran
sayuran muda yang tidak banyak serat dan tidak menimbulkan gas, seperti: bayam, bit, buncis, kacang panjang, labu kuning, labu siam, tomat (tanpa biji dan kulit), wortel direbus, dikukus, ditumis atau disetup
7. Buah-buahan
sari buah, papaya, pisang masak, buah-buahan lain, dimasak/disetup atau buah dalam kaleng,: apel, jambu biji (tanpa kulit dan biji)
8. Minuman
teh dan kopi encer, sirup, minuman dengan susu, sari buah
9. Bumbu
garam, kecap, kunyit, laos, terasi, seledri, kayu manis, cengkeh, vetsin , bawang merah dalam jumlah terbatas

Makanan yang tidak diperbolehkan

1. Nasi atau penukar
Ketan, bulgur, jagung, cantle, ubi, sinking, talas
2. Daging atau penukar
Daging sapi berlemak, daging babi, kambing, daging dan ikan yang diawet, seperti daging dan ikan dalam kaleng, dendeng, daging asap, ikan asin, ikan pindang
3. Kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan
kacang tanah, kacang tolo, kacang merah dan kacang kedelai
4. Lemak
santan kental, makanan yang banyak lemak, goring-gorengan
5. Sayuran
sayuran mentah: kol, kubis, kembang kol, sawi, nangka, oyong, kkangkung, daun singkong, daun kacang serta sayuran lain yang banyak serat dan/atau menimbulkan gas
6. Buah-buahan
buah-buah segar dan mentah (kecuali papaya dan pisang masak), buah yang dikeringkan seperti kurma, kismis, pisang sale, manisan dan asinan buah seperti: kedondong, mangga, dsb.
7. Minuman
minuman yang mengandung soda, sepert: coca cola, orange, crush, green spot. Minuman mengandung alkohol, seperti: bir, anggur, wihskey, martini, sherry
8. Bumbu
bumbu tajam seperti: cuka, merica, cabe, acar


CONTOH MENU SEHARI

PAGI
Nasi
Tempe Bacem
Tumis Kacang panjang + wortel
Teh manis
Pisang

Pukul 10.00
Melon Variasi

SIANG
Nasi
Sate Ikan Tenggiri
Perkedel ikan
Sup makaroni + buncis + tomat
Semangka

Pukul 16.00
Pepaya + jeruk nipis + gula

SORE
Nasi
Ikan mas bakar
Cah tahu + taoge
Sup oyong + misoa


Diet Untuk Pederita Gastritis

N A M A : _______________________

U M U R : _______________________

BB / TB : _______________________

ALAMAT : _______________________

HARI/ TGL : _______________________

Gizi Remaja




Definisi
Masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa dimana pertumbuhan fisik cepat, terjadinya perkembangan seks, perubahan sikap, mental dan respon emosional remaja belum sepenuhnya matang.

Pembagian Masa Remaja
1. Pra pubertas : tahap awal perbahan aktivitas endokrin, namun masih tersembunyi
2. Pubertas : mulai nampak perubahan, baik pada remaja putri maupun putra
3. Post pubertas: proses akhir pertumbuhan, menuju ke masa dewasa, pertumbuhan lambat dan sudah terjadi kematangan fungsi organ sex

Beberapa faktor yang mempengaruhi keadaan gizi masa remaja
1. Psikologis :
menuntut kebebasan, makan makanan hanya supaya diterima oleh kelompok
2. Kebiasaan makanan:
“snack” berlebihan, yang hanya tinggi KH
3. Lingkungan sekolah :
makanan di kantin, biasanya hanya tinggi KH
4. Sosial budaya:
adanya pantangan (bergizi) khususnya untuk remaja putri
5. Pengaruh obat-obatan (heroin):
- menurunkan nafsu makan
- lambung (berpengaruh buruk pada keadaan gizi remaja tersebut)


Masalah Gizi Masa remaja
1. Kurang Gizi (Under Nutrition)
Pada remaja laki-laki:
- badan kurus (tapi hanya sementara)
- konsumsi tidak cukup
- aktifitas berlebihan (olah raga)
Pada remaja putri:
- tidak selalu karena aktifitas fisik
- umumnya “membatasi” makan, biar ramping semampai
2. Obesitas (Obesity)
- karena konsumsi makanan berlebihan
- aktivitas fisik kurang
- energi tidak masuk-keluar tak seimbang
- remaja gemuk---senang piknik dan makan enak (kondisi sosial dan prestasi lebih rendah)
- remaja normal---senang piknik dan olah raga (kondisi sosial lebih tinggi)
3. Anemia Zat Besi
- paling sering pada remaja putri
- karena konsumsi makanan sumber zat besi kurang, jika terjadi dalam jangka waktu lama menjadi berat dan kronis

10 Tips Diet Sehat
1. Mengkonsumsi 5 porsi buah dan sayuran setiap hari.
-  Buah dan sayur dapat dikonsumsi sebagai snack, di sela-sela makan pagi, makan siang, dan makan malam
-  Buah dapat dikonsumsi 2X dan sayur 3X
2. Makan 2 sampai 4 porsi makanan protein setiap hari
-  sumber protein: hewani (ikan, produk dairy: susu dan telor) dan nabati (produk soya, kacang-kacangan)
3. Makan paling sedikit 2 porsi ikan kaya omega 3
4. Kurangi konsumsi lemak, teristimewa lemak jenuh bersumber pada daging binatang
-  Gantikan dengan pemakaian minyak zaitun (olive)
-  Pakai minyak olive sebagai salad dressing, pengganti mayones
-  Pilih daging atau ayam tanpa lemak
5. Kurangi konsumsi gula secara berlebihan
-  tambahkan gula secukupnya pada jus, atau pakai campuran buah berasa manis pada jus buah dengan rasa asam
-  ganti minuman bersirup dengan air putih atau teh tawar
-  minuman bersoda mengandung kadar gula yang tinggi
6. Pilih bahan karbohidrat kaya serat, seperti roti wholemeal dan sereal whole grain
7. Minum banyak air (1,75 liter sehari)
-  sebanyak 6 sampai 8 gelas sehari (1,75 liter)
8. Konsumsi 2 porsi makanan produk dairy (susu & telor) dan yoghurt rendah lemak.
9. Kurangi pemakaian garam; hindari penggunaan garam meja
10. Kurangi konsumsi makanan cepat saji/ fast food sampai kurang dari seminggu sekali
-  Fast food mengandung banyak lemak jenuh dan hanya terdapat sedikit nutrisi penting, seperti serat, vitamin, dan mineral (terutama kalsium)

KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA REMAJA
DALAM SEHAR

Uraian Perempuan Laki-laki
13-15 th 16-19 th 13-15 th 16-19 th
Energi (kcal) 2000 2000 2400 2600
Protein (g) 50 55 50 57
Kalsium (mg) 700 700 700 700
Besi (mg) 33 31 19 14
Vitamin A (RE) 600 600 600 600
Vitamin C (mg) 60 60 60 60

Pagi
Nasi goreng lengkap
Telur mata sapi
Kerupuk udang
Jus jeruk
Snack
Sosis solo
Siang
Nasi putih
Ayam goreng
Tempe goreng
Sayur bayam
Air putih
Melon
Snack
Dadar gulung & teh hangat
Malam
Nasi putih
Pepes ikan tongkol
Rolade tahu
Cah bayam
Air putih
Pisang

Diet Tinggi Serat



GAMBARAN UMUM

Serat terdiri dari 2 golongan, yaitu serat larut air dan serat tidak larut air. 
  • Serat tidak larut air terdapat dalam dedak beras, gandum, sayuran dan buah-buahan. Serat ini dapat melancarkan defekasi. 
  • Serat larut air terdapat dalam kacang-kacangan, sayur dan buah-buahan. Serat ini dapat menurunkan absorbs lemak dan kolesterol darah sehingga dapat mencegah atau meringankan penyakit jantung koroner dan dislipidemia.
Sedangkan asupan serat yang berlebih dapat menyebabkan gas yang berlebih dan diare, serta mengganggu penyerapan mineral seperti magnesium, zat besi dan kalsium.
Dianjurkan asupan serat 25 – 30 g/hari


TUJUAN DIET

Untuk memberi makanan sesuai kebutuhan gizi yang tinggi serat sehingga dapat merangsang peristaltik usus agar defekasi berjalan normal.
 
BAHAN MAKANAN DIANJURKAN
  • Beras tumbuk/ merah, roti, havermout
  • Kacang-kacangan yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti kacang kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan hasil olah kacang-kacangan, seperti tempe.
  • Sayuran yangmengandung serat tinggi, seperti daun singkong, daun kacang panjang, daun pepaya, brokoli, jagung muda, oyong, pare, kacang panjang, buncis dan ketimun.
  • Buah-buahan yang berserat tinggi, seperti jeruk,nanas, mangga, salak, pisang, pepaya, sirsak, serta buah yang dimakan dengan kulitnya seperti apel, anggur, belimbing, pir, dan jambu biji.
NILAI GIZI

Energi     :  2100   kkal
Protein    :    79   g
KH         :   329   g
Kalsium    :   700   mg
Besi       :    23   mg
Vitamin A  : 34404   RE
Tiamin     :     1,5 mg
Vitamin C  :   186   mg
Serat      :    41   g

PEMBAGIAN BAHAN MAKANAN SEHARI

Waktu
Berat (URT)
Pagi
Beras merah
Telur ayam
Sayuran
Minyak
Jam 10.00
Kcg hijau
Gula pasir
Siang
Beras merah
Daging
Tempe
Sayuran
Jeruk/apel
Minyak
Jam 16.00
Buah
Malam
Beras merah
Daging
Tempe
Sayuran
Jeruk/apel
Minyak

75 g  = 1 gls nasi
50 g  = 1 btr
100 g = 1 gls
5 g    = ½ sdm

25 g  = 2 ½ sdm
15 g   = 1 ½  sdm

100 g = 1 ½  gls nasi
50 g = 1 ptg sdg
50 g = 2 ptg sdg
100 g = 1 gls
100 g = 1 buah
10 g = 1 sdm

100 g = 1 ptg sdg

100 g = 1 ½  gls nasi
50 g = 1 ptg sdg
50 g = 2 ptg sdg
100 g = 1 gls
100 g = 1 buah
10 g = 1 sdm

CONTOH MENU
 
Waktu Makan
Menu
Makan Pagi
Nasi
Telur mata sapi
Setup wortel + buncis
Snack jam 10.00
Bubur kacang hijau
Makan Siang
Nasi
Semur daging
Opor tempe
Sayur Asem
Lalapan (slada dan ketimun)
Sambal
Jeruk
Snack jam 16.00
Pisang
Makan Malam
Nasi
Ikan bb acar
Tahu goring
Setup brokoli
Sayur lodeh
Sambal
Apel
   Di samping itu minum air putih 8- 10 gelas sehari.

Benarkah Anemia Menyebabkan Gagal Tumbuh Pada Bayi?


Menurut World Health Organization (WHO), seorang bayi dikatakan mengalami anemia bila kadar hemoglobin darah lebih rendah dari 11 g/dl. Namun, etiologi anemia yang paling umum adalah defisiensi zat besi dan juga defisiensi asam folat. 

Kedua jenis anemia tersebut dapat dibedakan berdasarkan rata - rata volume sel darah merahnya.
         Merujuk pada defisiensi tersebut, anemia adalah masalah kesehatan yang cukup besar untuk bayi di Indonesia. Menurut sebuah survei yang dilakukan oleh Ijkhuizen pada tahun 2001, enam dari sepuluh bayi di Indonesia itu tidak jauh berbeda dengan kondisi dunia. Sebuah survei yang dilakukan oleh bank dunia pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 70% bayi mengalami anemia.
            Disebut gagal tumbuh, bila tinggi badan anak kurang dari dua standar deviasi dari tinggi badan yang dianggap normal pada suatu popoulasi. Gagal tumbuh dapat disebabkan oleh banyak faktor, beberapa diantaranya adalah malanutrisi makronutrien. Namun, mikronutrien juga berperan penting dalam proses pertumbuhan bayi. Salah satu mikronutrien yang dianggap penting adalah zat besi.
           Gagal tumbuh memiliki implikasi yang buruk bagi proses tumbuh dan kembang bayi, terutama pada bayi dibawah tiga tahun. Selain menimbulkan gangguan proses pertumbuhan berupa kurangnya tinggi badan bayi dibandingkan dengan populasi normal, proses perkembangan otak juga dapat terganggu. Hal tersebut akan semakin fatal bila defisiensi terjadi pada bayi umur enam sampai dua belas bulan karena proses mielinisasi otak sangat aktif pada masa itu.
              Penelitian yang dilakukan oleh Ferly pada tahun 2009 menemukan bahwa prevalensi anemia di Indonesia masih cukup tinggi, yaitu 54,5% bayi umur enam sampai delapan bulan di Indonesia mengalami anemia. Selain itu, ditemukan pula adanya hubungan antara anemia dengan gagal tumbuh dan penurunan berat pada bayi umur enam sampai delapan bulan di Jakarta, Indonesia. Namun, korelasi penurunan gagal tumbuh lebih besar dibandingkan penurunan berat badan. Padahal, gagal tumbuh merupakan indikator pertumbuhan.yang kronik.
              Studi epidemiologis yang dilakukan oleh Ferly tersebut sesuai dengan penelitian dasar yang dilakukan oleh Vihervouri pada tahun 1996. Dalam publikasinya, Vihervouri mengungkapkan bahwa terdapat dua hormon yang sangat berperan dalam proses pertumbuhan, yaitu growth hormone dan insulin-like growth factor-1 (IGF-1). Kedua hormon tersebut berperan dalam menghambat proses apoptosis dari sel-sel hematopoietik yang merupakan prekursor dari sel-sel darah, salah satunya adalah sel darah merah. Itulah yang menjelaskan mengapa orang yang pertumbuhannya normal memiliki kadar hemoglobin yang cenderung normal pula.
             Umumnya bayi dengan anemia memiliki gejala-gejala yang nonspesifik, seperti rasa lemah, merasa cepat lelah, bahkan dapat menyebabkan kebiruan pada badan bayi. Pada bayi dengan ciri-ciri tersebut, salah satu penyebab yang mungkin adalah perdarahan internal. Apabila tidak dapat ditemukan sebab perdarahan, maka dapat dicurigai kelainan nutrisi sebagai penyebabnya.
            Jika bayi mengalami kelainan nutrisi, tata laksana utamanya adalah melakukan perbaikan nutrisi. Perbaikan nutrisi bayi yang disarankan adalah pemberian suplementasi nutrisi. Menurut studi yang dilakukan oleh Smuts pada tahun 2005, pemberian mikronutrisi berupa zink dan zat besi sangat berguna dalam memperbaiki status gizi bayi. Pemberian nutrisi tersebut hendaknya diberikan setiap hari sebanyak 10 mg.

Leptospirosis


Apakah Leptospirosis itu?

  • Penyakit zoonosa, yaitu penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari binatang vertebrata ke manusia atau sebaliknya.
  • Zoonosa yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
  • Direct zoonoses ; Host to host transmission
  • Leptospirosis ; anthropozoonoses, manusia merupakan ‘dead end infection
  • Synonim
  • Weil’s diseases, Mud fever, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, trench fever,Swineherd disease, dan Akiyama
  • Spektrum luas dari infeksi subklinis sampai sindroma berat yang melibatkan infeksi multi organ dengan angka kematian cukup tinggi

Apakah Leptospira itu?
  • Bakteri bersifat patogen manusia dan hewan (patogen)
  • Leptospira patogen terpelihara secara alami di ginjal (renal tubules) pada binatang tertentu.
  • Bakteri sapropfita ; hidup bebas dan dianggap tidak menyebabkan penyakit
  • Leptospira saprofita hidup di lingkungan lembab atau basah (permukaan air, tanah lembab sampai air ledeng)
  • Saprophytic halophilic (salt-loving); Leptospira ditemukan di air asin.

Leptospira sp.

Bagaimanakah bentuk Leptospira itu?
·        Bentuk spiral dengan pilinan rapat, ujung ujungnya bengkok/kait, mobil, 0,1µm x 0,6µm - 0,3µm x 20µm, aerobik obligat, petumbuhan optimal 28-300C, pH alkali (7,2-8,0)

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap epidemiologi leptospirosis (Faine dkk.,1999)




Tiga pola epidemiologi leptospira menurut Faine, dkk.(1999).
·        Pola Pertama
Ditemukan dalam iklim sedang, sejumlah kecil serovar terlibat dalam penularan pada manusia hampir selalu terjadi akibat kontak langsung dengan binatang yang terinfeksi ; di peternakan sapi atau babi. Imunisasi kemungkinan dapat mengendalikan penularan pada hewan dan manusia
·        Pola Kedua
Ditemukan dalam daerah tropis, banyak serovar terlibat dalam penularan  pada manusia dan binatang. Manusia terpapar tidak terbatas pada pekerjaan, tetapi terjadinya kontaminasi lingkungan dari binatang terinfeksi terutama musim hujan
·        Pola Ketiga
Infeksi oleh binatang pengerat pada lingkungan perkotaan/urban yang menyebabkan wabah di daerah kumuh (terutama di negara berkembang)

Kategori inang Leptospirosis
·        Incidental host (manusia)
Inang vertebrata yang tidak untuk tempat hidup organisme pathogen secara  terus menerus
·        Link host
Inang vertebrata penghubung antara inang pemelihara organisme pathogen dan manusia
·        Amplifier host (Tikus)
Apabila organisme pathogen berada di tubuh inang vertebrata, maka organisme pathogen tersebut dapat menjadi banyak, yang dapat berpotensi ditularkan ke manusia (virus dan bakteri)

Sumber Penularan
Jenis binatang apakah yang dapat menularkan leptospirosis ke manusia?
·        Jenis binatang mamalia kecil, khususnya binatang pengerat yang peridomestik ( tikus, mencit  dll) dan insektivora (cecurut);
·        Hewan domestic (lembu, babi, anjing, jarang terjadi pada domba-domba, kambing, kuda dan kerbau liar)
·        Binatang berbulu/berambut lain seperti, rubah perak, cerpelai dan berang-berang yang mempunyai manfaat untuk produksi bulu binatang, juga berpotensial sebagai penular leptospirosis ke  manusia. Binatang melata dan binatang ampibi diduga  juga membawa leptospirosis

Bagaimanakah bakteri leptospira dapat terpelihara di lingkungan  alami?
·        Infeksi bakteri leptospira terpelihara di alam  di dalam suatu populasi inang secara  horisontal (antar inang) dan vertikal (keturunan).
·        Populasi seperti itu menyebabkan penularan leptospirosis secara terus menerus dari generasi ke generasi dari kelompok inang satu ke inang lainnya.

Apa peran inang alami di dalam penularan leptospirosis?
·        Peran inang alami leptospirosis adalah memelihara siklus penularan leptospirosis di alam oleh jenis inang tertentu di area geografi tertentu tanpa melibatkan inang lain.
·        Bakteri leptospira terpelihara di dalam organ parenkhimatosa (terutama hati dan ginjal) selama hidupnya dan dikelurakan melalui urin dalam jumlah banyak.
·        Leptospira telah beradaptasi di dalam organ inang alaminya tanpa menyebabkan gejala sakit pada inang alaminya

TEMPAT HIDUP TIKUS DAN LEPTOSPIROSIS

·        Jenis domestik (domestic species)
Seluruh aktivitas hidup tikus di dalam rumah (commensal rodent) atau synanthropic), (atap, sela-sela dinding, dapur, almari), gudang, kantor, pasar, selokan, dan lain-lain.
·        Jenis peridomestik (peridomestic species)
Aktivitas  hidup tikus dilakukan di luar rumah dan sekitarnya ; di lahan pertanian, perkebunan, sawah dan pekarangan rumah
·        Jenis silvatik (sylvatic species)
Aktivitas hidup tikus dilakukan jauh dari lingkungan manusia; hutan

Model Penularan Leptospirosis
·        Kotoran (Feces)
·        Air seni (Urine)
·        Air ludah (Saliva)
·        Darah (Blood)

Masa Inkubasi
·        Masa inkubasi 4-19 hari
·        Rata-rata 10 hari

Siklus penularan Leptospirosis


Patogenesis
·        Fase leptospiremia
Leptospira dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau jaringan tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis sentriobuler, paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
·        Fase imun
Terjadi respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira menetap di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui air seni setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap di dalam otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis kronis atau uveitis berulang.
·        Convalescence
Penderita leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi perbaikan fungsi ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu ke 2-4, patogenesis belum diketahui dengan pasti.

Gejala klinis
Sindroma, fase
Gejala klinis
Spesimen laboratorium
Leptospirosis anikterik
Fase leptospiremia (3-7 hari)
Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah conjuctival suffusion
Darah, 
LCS (liquor cerebro spinalis)
Fase imune
(3-30 hari)
Demam ringan, nyeri kepala, muntah meningitis aseptic
Urine
Leptospirosis ikterik
Fase leptospiremia dan immun overlaping)
Demam, nyeri kepala, myalgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi  pendarahan, pneumonitis hemorrhagic, leucositosis  
Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu 2)

Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis:
·        Demam (100%)
·        Injeksi siller (59%)
·        Ikterik (40%)
·        Nyeri tekan oto (45%
·        Nyeri otot/seluruh tubuh (31%)
·        Gejala ganguan perut (29%)
·        Sakit kepala (25%)
·        Proteinuria (25%)
·        Menggigil (22%)
·        Azotemia (20%)
·        Hepatomegali (18%)
·        Speinomegali (6%)
·        Perdarahan (5%)
·        Batuk (4%)

Gambaran Klinis
·        Subklinik:  (15 – 40%)                                       
·        Klinik :  RINGAN (> 90%),                                
                     SEDANG  s/d 
                           BERAT ( <10 div="" nbsp="">
·        Tergantung pada:
-      Jenis/banyaknya dari reservoir
-      Daya tahan tubuh/imunitas
-      Cepat atau lambatnya mendapatkan pengobatan definitive dan suportif

Kategori gambaran klinis
·        Ringan, seperti  flu.
·        Weil’s syndrome (ikterik, gagal ginjal, perdarahan, myocarditis dengan arrhythmia).
·        Meningitis / meningoencephalitis.
·        Perdarahan paru dengan gagal nafas

Faktor Resiko terpapar leptospirosis
·        Kebiasaan penduduk
-      Mandi di sungai/ genangan air  beresiko terpapar leptospirosis
-      Cuci  di sungai/genangan air  beresiko terpapar leptospirosis
-      Peliharaan kucing dan kandang ternak di dalam rumah, kambing dan unggas beresiko terpapar leptospirosis
-      Berenang  faktor resiko terpapar leptospirosis
·        Pekerjaan
-      Pekerjaan pada jalanan yang tergenang air hujan
-      Petani sawah beresiko terpapar leptospirosis
·        Lingkungan fisik
-      Kebersihan luar rumah belum dikelola  berisiko terpapar leptospirosis
-      Kebersihan dapur belum dikelola baik.

Pengobatan
·        Rehidrasi
·        Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
·        Pengobatan simptomatis.
·        Antibiotik :
-      PENICILIN PROCAIN 4 X 1,5 JUTA UNIT.
-      AMOKSISILIN 4 X 1 gram.
-      CIPROFLOXACIN 2 X 500 mg
-      CEFTRIAXON 1 X 2 gram
-      CEFOTAXIM 2 X 1 gram

Pengobatan antibiotic
Lama pemngobatan selama 7 hari :
·        Ringan
-      DOXYCYCLINE              2 x 100 MG
-      AMPICILLIN                    4 x 500-750 MG
-      AMOXILCILLIN              4 x 500 MG
·        Sedang atau Berat
-      PENICILLIN G                 4 x 1,5 JUTA  UNIT
-      AMOXICILLIN                            4 x 1 GR.
-      ERYTHROMYCIN                       4 x 500 MG
-      Cephalosporin / Quinolone

Prognosis
·        Prognosis buruk bila terlambat dapat pengobatan dan sudah masuk stadium 3-4.
·        Prognosis buruk bila ada penyakit penyerta lainnya.
·        Pada saat outbreak prognosis lebih buruk

Pencegahan
·        Belum ada vaccine untuk leptospirosis
·      CDC –> Doxycicline 200 mg / minggu, 2-3 hari sebelum kontak dengan cairan yang mungkin tercemar.
·        Berusahalah seminimal mungkin kontak dengan cairan yang tercemar
·        Memberikan desinfectan pada cairan yang diduga tercemar.
·        Penderita demam daerah banjir segera berikan profilaksis Antibiotik Amoksisilin

Kebijakan
·        Pengumpulan data dasar à surveilans RS dan Puskesmas
·        Peningkatan Kewaspadaan Dini
·        Penatalaksanaan Kasus di RS
·        Pengendalian Vektor/Hewan Penular
·        Peningkatan SDM
·        Pemberdayaan Masyarakat
·        Meningkatkan kerjasama Lintas sektor dan Lintas program
·        Membangun jejaring kemitraan (Lembaga Penelitian,LSM,Swasta, dll)
·        Meningkatkan Pengawasan di wilayah perbatasan
·        Melaksanakan bimbingan operasional

Kegiatan
·        Pencatatan dan pelaporan à Sistem surveilans STP di RS (ensefalitis )
·        Pengobatan dan perawatan penderita di RS
·        Ceramah klinik Leptospirosis
·        Pelacakan kasus

Penanggulangan Leptospira
·        Leptospirosis :
Personal Hygiene
-         Pakaian pelindung (Pembersih septic tank, dll)
-         Sanitasi lingkungan, termasuk sanitasi kolam renang
-         Pada hewan :
- Rodent control
- Vaksin hewan
- Cara memelihara hewan yang sehat

Masalah
·        Kesulitan diagnosa laboratorium
-      Hanya lab tertentu
-      Biaya besar
·        Kontrol terhadap vektor
·        Sanitasi kandang dan lingkungan
·        Tingkat pengetahuan masyarakat
·        Belum termasuk program prioritas Depkes & Deptan
·        Pengendalian Penyakit Leptospirosis di beberapa daerah belum menjadi prioritas