Apakah Leptospirosis itu?
Gambaran Klinis
- Penyakit zoonosa, yaitu penyakit yang secara alami dapat dipindahkan dari binatang vertebrata ke manusia atau sebaliknya.
- Zoonosa yang disebabkan oleh bakteri Leptospira
- Direct zoonoses ; Host to host transmission
- Leptospirosis ; anthropozoonoses, manusia merupakan ‘dead end infection’
- Synonim
- Weil’s diseases, Mud fever, Canicola fever, Hemorrhagic jaundice, trench fever,Swineherd disease, dan Akiyama
- Spektrum luas dari infeksi subklinis sampai sindroma berat yang melibatkan infeksi multi organ dengan angka kematian cukup tinggi
Apakah Leptospira itu?
- Bakteri bersifat patogen manusia dan hewan (patogen)
- Leptospira patogen terpelihara secara alami di ginjal (renal tubules) pada binatang tertentu.
- Bakteri sapropfita ; hidup bebas dan dianggap tidak menyebabkan penyakit
- Leptospira saprofita hidup di lingkungan lembab atau basah (permukaan air, tanah lembab sampai air ledeng)
- Saprophytic halophilic (salt-loving); Leptospira ditemukan di air asin.
Leptospira sp.
Bagaimanakah bentuk Leptospira itu?
· Bentuk
spiral dengan pilinan rapat, ujung ujungnya bengkok/kait, mobil, 0,1µm x
0,6µm - 0,3µm x 20µm, aerobik obligat, petumbuhan optimal 28-300C, pH
alkali (7,2-8,0)
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap epidemiologi leptospirosis (Faine dkk.,1999)
Tiga pola epidemiologi leptospira menurut Faine, dkk.(1999).
· Pola Pertama
Ditemukan
dalam iklim sedang, sejumlah kecil serovar terlibat dalam penularan
pada manusia hampir selalu terjadi akibat kontak langsung dengan
binatang yang terinfeksi ; di peternakan sapi atau babi. Imunisasi
kemungkinan dapat mengendalikan penularan pada hewan dan manusia
· Pola Kedua
Ditemukan
dalam daerah tropis, banyak serovar terlibat dalam penularan pada
manusia dan binatang. Manusia terpapar tidak terbatas pada pekerjaan,
tetapi terjadinya kontaminasi lingkungan dari binatang terinfeksi
terutama musim hujan
· Pola Ketiga
Infeksi
oleh binatang pengerat pada lingkungan perkotaan/urban yang menyebabkan
wabah di daerah kumuh (terutama di negara berkembang)
Kategori inang Leptospirosis
· Incidental host (manusia)
Inang vertebrata yang tidak untuk tempat hidup organisme pathogen secara terus menerus
· Link host
Inang vertebrata penghubung antara inang pemelihara organisme pathogen dan manusia
· Amplifier host (Tikus)
Apabila
organisme pathogen berada di tubuh inang vertebrata, maka organisme
pathogen tersebut dapat menjadi banyak, yang dapat berpotensi ditularkan
ke manusia (virus dan bakteri)
Sumber Penularan
Jenis binatang apakah yang dapat menularkan leptospirosis ke manusia?
· Jenis binatang mamalia kecil, khususnya binatang pengerat yang peridomestik ( tikus, mencit dll) dan insektivora (cecurut);
· Hewan domestic (lembu, babi, anjing, jarang terjadi pada domba-domba, kambing, kuda dan kerbau liar)
· Binatang
berbulu/berambut lain seperti, rubah perak, cerpelai dan berang-berang
yang mempunyai manfaat untuk produksi bulu binatang, juga berpotensial
sebagai penular leptospirosis ke manusia. Binatang melata dan binatang ampibi diduga juga membawa leptospirosis
Bagaimanakah bakteri leptospira dapat terpelihara di lingkungan alami?
· Infeksi bakteri leptospira terpelihara di alam di dalam suatu populasi inang secara horisontal (antar inang) dan vertikal (keturunan).
· Populasi
seperti itu menyebabkan penularan leptospirosis secara terus menerus
dari generasi ke generasi dari kelompok inang satu ke inang lainnya.
Apa peran inang alami di dalam penularan leptospirosis?
· Peran
inang alami leptospirosis adalah memelihara siklus penularan
leptospirosis di alam oleh jenis inang tertentu di area geografi
tertentu tanpa melibatkan inang lain.
· Bakteri leptospira terpelihara di dalam organ parenkhimatosa (terutama hati dan ginjal) selama hidupnya dan dikelurakan melalui urin dalam jumlah banyak.
· Leptospira telah beradaptasi di dalam organ inang alaminya tanpa menyebabkan gejala sakit pada inang alaminya
TEMPAT HIDUP TIKUS DAN LEPTOSPIROSIS
· Jenis domestik (domestic species)
Seluruh aktivitas hidup tikus di dalam rumah (commensal rodent) atau synanthropic), (atap, sela-sela dinding, dapur, almari), gudang, kantor, pasar, selokan, dan lain-lain.
· Jenis peridomestik (peridomestic species)
Aktivitas hidup tikus dilakukan di luar rumah dan sekitarnya ; di lahan pertanian, perkebunan, sawah dan pekarangan rumah
· Jenis silvatik (sylvatic species)
Aktivitas hidup tikus dilakukan jauh dari lingkungan manusia; hutan
Model Penularan Leptospirosis
· Kotoran (Feces)
· Air seni (Urine)
· Air ludah (Saliva)
· Darah (Blood)
Masa Inkubasi
· Masa inkubasi 4-19 hari
· Rata-rata 10 hari
Siklus penularan Leptospirosis
Patogenesis
· Fase leptospiremia
Leptospira
dalam darah, vasculitis (kerusakan endotel kapiler), nephritis
interstisial (radang ginjal), nekrosis tubuler (kematian sel atau
jaringan tubulus pada ginjal), renal failure, pada hati terjadi nekrosis
sentriobuler, paru-paru didapatkan lesi vaskuler dan pada otot terjadi
pembengkakan vakuolasi myofibril dan nekrosis fokal
· Fase imun
Terjadi
respon immun humoral dan celluler, timbul antibodi. Leptospira menetap
di dalam tubulus proksimal ginjal dan dapat keluar melalui air seni
setelah berminggu-minggu terinfeksi. Leptospira dapat menetap di dalam
otak, ruang anterior mata yang menimbulkan uveitis kronis atau uveitis
berulang.
· Convalescence
Penderita
leptospirosis berat pada masa convalescence terjadi perbaikan fungsi
ginjal dan hati seperti semula yang terjadi pada minggu ke 2-4,
patogenesis belum diketahui dengan pasti.
Gejala klinis
Sindroma, fase
|
Gejala klinis
|
Spesimen laboratorium
|
Leptospirosis anikterik
Fase leptospiremia (3-7 hari)
|
Demam tinggi, nyeri kepala, myalgia, nyeri perut, mual, muntah conjuctival suffusion
|
Darah,
LCS (liquor cerebro spinalis)
|
Fase imune
(3-30 hari)
|
Demam ringan, nyeri kepala, muntah meningitis aseptic
|
Urine
|
Leptospirosis ikterik
Fase leptospiremia dan immun overlaping)
|
Demam,
nyeri kepala, myalgia, ikterik, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi
pendarahan, pneumonitis hemorrhagic, leucositosis
|
Darah, LCS (minggu 1), urine (minggu 2)
|
Penelitian di malaysia Barat oleh Tan (1970) selama 10 tahun pola klinis leptospirosis:
· Demam (100%)
· Injeksi siller (59%)
· Ikterik (40%)
· Nyeri tekan oto (45%
· Nyeri otot/seluruh tubuh (31%)
· Gejala ganguan perut (29%)
· Sakit kepala (25%)
· Proteinuria (25%)
· Menggigil (22%)
· Azotemia (20%)
· Hepatomegali (18%)
· Speinomegali (6%)
· Perdarahan (5%)
· Batuk (4%)
· Subklinik: (15 – 40%)
· Klinik : RINGAN (> 90%),
SEDANG s/d
BERAT ( <10 div="" nbsp="">
10>
· Tergantung pada:
- Jenis/banyaknya dari reservoir
- Daya tahan tubuh/imunitas
- Cepat atau lambatnya mendapatkan pengobatan definitive dan suportif
Kategori gambaran klinis
· Ringan, seperti flu.
· Weil’s syndrome (ikterik, gagal ginjal, perdarahan, myocarditis dengan arrhythmia).
· Meningitis / meningoencephalitis.
· Perdarahan paru dengan gagal nafas
Faktor Resiko terpapar leptospirosis
· Kebiasaan penduduk
- Mandi di sungai/ genangan air beresiko terpapar leptospirosis
- Cuci di sungai/genangan air beresiko terpapar leptospirosis
- Peliharaan kucing dan kandang ternak di dalam rumah, kambing dan unggas beresiko terpapar leptospirosis
- Berenang faktor resiko terpapar leptospirosis
· Pekerjaan
- Pekerjaan pada jalanan yang tergenang air hujan
- Petani sawah beresiko terpapar leptospirosis
· Lingkungan fisik
- Kebersihan luar rumah belum dikelola berisiko terpapar leptospirosis
- Kebersihan dapur belum dikelola baik.
Pengobatan
· Rehidrasi
· Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
· Pengobatan simptomatis.
· Antibiotik :
- PENICILIN PROCAIN 4 X 1,5 JUTA UNIT.
- AMOKSISILIN 4 X 1 gram.
- CIPROFLOXACIN 2 X 500 mg
- CEFTRIAXON 1 X 2 gram
- CEFOTAXIM 2 X 1 gram
Pengobatan antibiotic
Lama pemngobatan selama 7 hari :
· Ringan
- DOXYCYCLINE 2 x 100 MG
- AMPICILLIN 4 x 500-750 MG
- AMOXILCILLIN 4 x 500 MG
· Sedang atau Berat
- PENICILLIN G 4 x 1,5 JUTA UNIT
- AMOXICILLIN 4 x 1 GR.
- ERYTHROMYCIN 4 x 500 MG
- Cephalosporin / Quinolone
Prognosis
· Prognosis buruk bila terlambat dapat pengobatan dan sudah masuk stadium 3-4.
· Prognosis buruk bila ada penyakit penyerta lainnya.
· Pada saat outbreak prognosis lebih buruk
Pencegahan
· Belum ada vaccine untuk leptospirosis
· CDC –> Doxycicline 200 mg / minggu, 2-3 hari sebelum kontak dengan cairan yang mungkin tercemar.
· Berusahalah seminimal mungkin kontak dengan cairan yang tercemar
· Memberikan desinfectan pada cairan yang diduga tercemar.
· Penderita demam daerah banjir segera berikan profilaksis Antibiotik Amoksisilin
Kebijakan
· Pengumpulan data dasar à surveilans RS dan Puskesmas
· Peningkatan Kewaspadaan Dini
· Penatalaksanaan Kasus di RS
· Pengendalian Vektor/Hewan Penular
· Peningkatan SDM
· Pemberdayaan Masyarakat
· Meningkatkan kerjasama Lintas sektor dan Lintas program
· Membangun jejaring kemitraan (Lembaga Penelitian,LSM,Swasta, dll)
· Meningkatkan Pengawasan di wilayah perbatasan
· Melaksanakan bimbingan operasional
Kegiatan
· Pencatatan dan pelaporan à Sistem surveilans STP di RS (ensefalitis )
· Pengobatan dan perawatan penderita di RS
· Ceramah klinik Leptospirosis
· Pelacakan kasus
Penanggulangan Leptospira
· Leptospirosis :
Personal Hygiene
- Pakaian pelindung (Pembersih septic tank, dll)
- Sanitasi lingkungan, termasuk sanitasi kolam renang
- Pada hewan :
- Rodent control
- Vaksin hewan
- Cara memelihara hewan yang sehat
Masalah
· Kesulitan diagnosa laboratorium
- Hanya lab tertentu
- Biaya besar
· Kontrol terhadap vektor
· Sanitasi kandang dan lingkungan
· Tingkat pengetahuan masyarakat
· Belum termasuk program prioritas Depkes & Deptan
· Pengendalian Penyakit Leptospirosis di beberapa daerah belum menjadi prioritas