MAKALAH BBLR SITI ZUBAIDAH DIII KHUSUS KEBIDANAN UNIVERSITAS KADER BANGSA PPALEMBANG
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ”M” BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR DI RUMAH SAKIT UMUM MOH THAMRIN PALEMBANG
Oleh :
SITI ZUBAIDAH
DIII KHUSUS KEBIDANAN UNIVERSITAS KADER BANGSA PALEMBANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT karena atas karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan maklah yang berjudul ‘’MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY ‘M’ DENGAN BBLR DI RUANG COVISE RSUP MOH THAMRIN TANGGAL 30 – 31 OKTOBER 2009 ‘ ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan dan petunjuk dalam pembuatan makalah ini.
2. Bu dosen yang telah memberikan kesempatan bagi penulis dan telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
3. Keluarga Farida yanto dan bayinya yang telah bersedia membantu dalam kelancaran pembuatan makalah ini.
4. Seluruh staf di ruang covise RSUP Moh thamrin palembang dan juga teman-teman yang banyak membantu.
i
Penulis menyadari dalm pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu sangat mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dalam pembuatan makalah ini lebih baik selanjutnya.
Penulis berharap dengan adanya makalh ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi semua pembaca dan dapat bermanfaat.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Wassalam
Penulis
ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) maupun bayi kurang bulan (BKB ) merupakan masalah utama di negara berkembang termasuk Indonesia.
BBLR sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Menurut SKRT 2001, 29 % kematian neonatal karena BBLR.
Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermi, hiperbilirubinemia, hipoglikemi, infeksi / sepsis dan ganguan minum. Dengan banyaknya penyulit pada BBLR, kita harus dapat mencegahnya mulai dari meningkatkan pengetahuan ibu tentang BBLR dan langkah – langkah untuk mencegah hal tersebut.
I.2 TUJUAN
TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu :
v Menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi BBLR
v Melakukan manajemen BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai dengan fasilitas yang tersedia.
TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa memiliki kemampuan untuk :
v Menjelaskan beberapa penyebab dan factor predisposisi BBLR
v Mengidentifikasikan BBLR menurut masa gestasi
v Melakukan manajemen BBLR
v Melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan kemudian dianalisa dan ditentukan diagnosa kebidanan dengan menentukan prioritas masalah
v Menyusun rencana asuhan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan prioritas
v Melaksanakan dan menerapkan rencana yang telah ditentukan
v Mengevaluasi keefektifan semua rencana asuhan yang telah ditetapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. DEFENISI
Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir ( BBL) dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
Berat lahir ( BL ) / Birth weight adalah berat badan bayi baru lahir yang di timbang sejak 0-24 jam setelah lahir.
Bayi berat lahir sangat rendah ( BBLSR) / Very low birth weight infant adalah BBL dengan berat lahir kurang dari 1500 gram sampai 1000 gram.
Bayi berat lahir amat sangat rendah / BBLASR adalah BBL dengan berat lahir kurang dari 1000 gram.
Bayi kurang bulan (BKB ) adalah BBL dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu (<> 42 minggu .
BBLR dapat dikelompokan menjadi:
ü BBLR, BCB, SMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, sesuai masa kehamilan.
ü BBLR, BCB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi cukup bulan, kecil masa kehamilan.
ü BBLR, BKB, BMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, besar masa kehamilan.
ü BBLR, BKB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi kurang bulan, kecil masa kehamilan.
ü BBLR, BLB, KMK
Adalah bayi berat badan lahir rendah, bayi lebih bulan, kecil masa kehamilan.
II. ETIOLOGI
Penyebab kelahiran bayi kurang bulan ( BKB ) sebagian besar belum diketahui. BKB pada kasus BBLR berhubungan dengan kondisi sebagai berikut:
· Ras
· Status social ekonomi
· Usia ibu
· Aktifitas ibu
· Ibu menderita penyakit akut / kronis
· Kehamilan multiple
· Kehamilan sebelumnya jelek
· Factor – factor kebidanan
· Kelahiran dini
· Factor janin
BBLR dapat disebabkan karena
· Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28- 36 minggu. Pada umumnya bayi kuragng bulan disebabkan karena tidak mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan, lepasnya plasenta lebih cepat dari waktunya atau rangsangan yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan. Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum berfungsi normal untuk bertahan hidup di luar rahim. Kelompok BBLR ini sering mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ karena masa gestasi yang kurang/ permatur.
· Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan pertumbuhan saat dalam kandungan ( janin tumbuh lambat). Retardasi pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keadaan yang mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu. Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara kronik dalam waktu yang lam untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun berat lahirnya kecil
Etiologi BBLR, KMK :
a) Factor ibu
· Genetic
· Usia
· Ras
· Diluar pernikahan
· Sebelumnya BBLR
· Penyakit kronis factor yang mempengaruhi dan oksigenasi plasenta yaitu penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi/ HDK / REB.
· Merokok
· Kelainan eritrosit
· Penyakit paru – paru
· Penyakit kolagen vaskuler
· DM
· Lebih bulan
· Kehamilan multiple
· Anomaly rahim
· Penyakit vaskuler ibu
· Antibody anti fosfolipid
b) Lesi plasenta
· Skunder terhadap penyakit vaskuler ibu
· Kembar
· Malformasi
· tumor
c) Factor janin
· Konstitusi, normal ukuran bayi kecil genetic
· Kromosom abnormal
· Infeksi congenital ( TORCH)
· Rubella : 60% bayi KMK
· CMV : 40% bayi KMK
· Malformasi
· Kembar
III. KOMPLIKASI BBLR
Komplikasi penyakit BBLR sangat tergantung dari klasifikasi BBLR tersebut apakah:
a. BBLR, kurang bulan
b. BBLR, kecil masa kehamilan
c. BBLR, besar masa kehamilan
BBLR, BKB :
Pada bayi kurang bulan , system fungsi dan struktur organ tubuh masih sangat muda belum berfungsi optimal, sehingga akan muncul komplikasi / penyakit lain sbb:
· Asfiksia perinatal
· Susunan syaraf pusat
· Koplikasi pada saluran per nafasan
· Themoregulasi dan sumber panas
· Koplikasi pada kardiovaskuler
· Komplikasi saluran pencernaan
· Metabolisme
· Komplikasi hematologist
· Imunologis
· Penyakit ginjal
· Opthalmologis
BBLR, KMK :
· Depresi perinatal
· Aspirasi mekonium
· Perdarahan paru- paru
· Hipertensi paru- paru persisten
· Hipoksemia
· Hipoglikemia
· Hipokalsemia
· Hiponatremia
· Polisitemia
Table Gambaran tentang komplikasi BBLR
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang
Kemungkinan diagnosis
Bayi terpapar dengan suhu lingkungan yang rendah,waktu timbulnya kurang 2 hari
Kejang timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
Riwayat ibu diabetes
Menangis lemah
Kurang aktif
Malas minum
Kulit teraba dingin
Kulit mengeras kemerahan
Frekuensi jantung kurang 100 kali permenit
Nafas pelan dan dalam
Kejang, tremor, letargi atau tidak sadar
Suhu tubuh kurang 36,5 C
Kadar glucose darah kurang 45 mg/dl
Hipotermi
hipoglikemia
Ikterik
Timbul saat lahir sampai dengan hari ke 3
Berlangsung lebih dari 3 minggu
Riwayat infeksi maternal
Riwayat ibu pengguna obat
Riwayat ikterik pada bayi yang lahir sebelumnya
Kulit, konjungtiva berwarna kuning
pucat
Ikterus / hiperbilirubinemia
Ibu tidak dapat / tidak berhasil menyusui
Malas atau tidak mau minum
Waktu timbul sejak lahir
Kenaikan berat badan bayi <> 2500
1 – 10 hr
11 – 13 mg
1 – 10 hr
1 – 2 hr
3 – 5 mg
11 hr – 4 mg
3 hr – 3 mg
1 – 2 hr
> 5 mg
> 4 mg
> 3 mg
> 2 hr
VI. MANAJEMEN UMUM
Setiap menemukan BBLR, lakukan manajemen umum sebagai berikut:
- Stabilisasi suhu, jaga bayi tetap hangat
- Jaga jalan napas tetap bersih dan terbuka
- Nilai segera kondisi bayi tentang tanda vitalnya: pernapasan, denyut jantung, warna kulit dan aktifitasnya
- Bila bayi mengalami gangguan napas, dikelola gangguan napas
- Bila bayi kejang, potong kejang dengan anti konvulsna
- Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi i.v.
- Bila bayi dehidrasi, pasang jalur intravena, berikan cairan rehidrasi i.v.
- Kelola sesuai dengan kondisi spesifik atau komplikasinya
Pemberian minum
- Apabila bayi mendapat ASI, pastikan bayi menerima jumlah yang cukup dengan cara papaun
- Periksa apakah bayi puas setelah menyusu
- Catat jumlah urine setiap bayi kencing untuk menilai kecukupan minum (paling kurang 6 kali sehari)
- Timbang bayi setiap hari, hitung penambahan/ pengurangan berat, sesuaikan pemberian cairan dan susu, serta catat hasilnya.
- Bayi dengan berat 1750-2500 gr tidak boleh kehilangan berat lebih 10 % dari berat lahirnya pada 1-5 hari pertama
- Apabila bayi telah menyusu ibiu, perhatikan cara pemberian ASI dan kemampuan bayi mengisap paling kurang sehari sekali
- Apabila bayi sudah tidak mendapatkan cairan IV dan beratnya naik 20 g/ hari selama 3 hari berturut-turut, timbang bayi 2 kali seminggu.
Berta lahir 1750-2500 gram
Bayi sehat
- Biarkan bayi menyusu ke ibu semau bayi ingat bahwa bayi kecil lebih mudah merasa letih dan malas minum, anjurkan bayi menyusu lebih sering (misal setiap 2 jam) bila perlu.
- Patau pemberian minum dan kenaikan berat badan untuk menilai efektivitas menyusui. Apabila bayi kurang dapat mengisap, tambahkan ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.
Bayi sakit
- Bila BB 1750-2000 gram atau lebih dengan gangguan napas, kejang dan gangguan minum segera dirujuk
- Apabila bayi dapat minum per oral dan tidak memerlukan cairan IV, berikan minum seperti pada bayi sehat
- Apabila bayi memerlukan cairan IV:
- Hanya berikan cairan IV selama 24 jam pertama
- Mulai berikan munum per oral pada hari 2 segera setelah bayi stabil. Anjurkan pemberian ASI apabila ibu ada dan bayi menunjukkan tanda-tanda siap untuk menyusui.
- Berikan cairan IV dan Asi menurut umur, lihat tabel
- Beirkan munum 8 kali dalam 24 jam (misal 3 jam sekali), apabila bayi telah mendapat minum 160 ml/ kg berat badan per hari tetapi masih tampak lapar berikan tambahan ASI setiap kali minum.
- Biarkan bayi menyusui apabila keadaan bayi sudah stabil dan bayi menunjukkan keinginan untuk menyusu dan dapat menyusu tanpa terbatuk atau tersedak.
Pemantauan
1. Kenaikan berat badan dan pemberian munum seteah umur 7 hari
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi berat lahir > 1500 g dapat kehilangan BB sampai 10 % dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
- Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berta badan selama tiga bulan seharusnya.
150-200 g seminggu untuk bayi <>