Info Center Bidan Ruqiya Hazirotul Qudsiya Alamat: Jalan Lintas Timur Sumatera Puskesmas Mesuji Induk Pematang Panggang Kabupaten Ogan Komering Ilir Provinsi Sumatera Selatan Indonesia Situs website https://www.puskesmas-mesuji.blogspot.com

Rabu, 21 April 2010

Kuliah Bidan

Kehamilan Adalah Anugerah, untuk itu harus diselamatkan, kehamilan merupakan jalan menuju generasi berikutnya, generasi harus lebih baik dari genarasi sebelumnya, generasi yang akan meneruskan, menyambung asa.

Maka selayaknya jika proses regenarasi tersebut direncanakan, dimonitoring oleh ahlinya, supaya proses tumbuh kembang generasi dapat seperti yang diinginkan.

Bidan adalah seseorang yang telah menempuh pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktek kebidanan. Ia harus mampu memberikan supervisi, asuhan, dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita selama masa kehamilan, persalinan, dan masa pascapersalinan, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medis lainnya.

Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, Bidan memiliki kewenangan untuk memberikan Pelayanan Kebidanan (Kesehatan Reproduksi) kepada perempuan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium, dan menopause, bayi baru lahir, anak balita dan prasekolah. Selain itu Bidan juga berwenang untuk memberikan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Masyarakat.

Blog ini mencoba menjembatani bagi calon Bidan dalam mendapatkan referensi-referensi kebidanan, sehingga dapat menjadi tenaga kesehatan yang handal dan selalu mengabdikan keilmuannya untuk masyarakat.

Berat ya tugasnya?? yg penting buat para calon bidan, belajar yg tekun ya!! jgn terdengar paraji berkurang, AKI AKB masih tinggi. gara” bidan kurang tanggap ma masalah ibu hamil, bersalin, nifas, n BBL..

APN 58 Langkah

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2003):

1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

37. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin minum.

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.

Tips Menyusun KTI

Tugas Akhir seperti KTI, Skripsi, Thesis, Disertasi, dan lainnya mungkin menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa di penghujung masa perkuliahan (semester akhir), namun tidak bagi mereka yang sudah pernah mendengar bahkan membuat sendiri atau mengonsep tugas akhir tersebut. Dalam hal ini tidak dipungkiri bahwa sebelum membuat tugas akhir setidaknya perlu memperhatikan beberapa tips sebagai berikut:

1. Cari Judul yang mudah dimengerti dan dipahami
Judul yang mudah dimengerti dan dipahami adalah judul yang mengandung unsur 5W+1H (What, Where, When, Why, Who + How). Artinya judul tidak perlu panjang lebar namun mengandung makna serta menjelaskan adanya unsur-unsur tersebut (apa, dimana, kapan mengapa siapa dan bagaimana). Jadi setiap orang yang baru pertama kali melihat dapat langsung mengerti dan paham apa maksud dan tujuan judul tersebut.

2. Sumber atau Referensi yang mudah diperoleh
Setelah memiliki judul yang tepat, tentunya kita harus menentukan sumber-sumber atau bahan acuan yang dapat dijadikan referensi dalam penyusunan tugas akhir tersebut, sehingga selama penyusunan tugas akhir kita tidak memiliki hambatan. Selain mudah didapatkan sumber yang digunakan sebaiknya berasal dari buku-buku terbaru (setidaknya 3-5 tahun terakhir), artikel-artikel berupa hasil penelitian, maupun tulisan yang bersumber dari oplah, dokumen, laporan maupun buku dengan editor juga dapat digunakan sebagai acuan (tulisan-tulisan dari internet dapat digunakan, namun sebaiknya telusuri terlebih dahulu sumber aslinya karena di internet setiap orang bisa menulis apa saja).

3. Gaya Bahasa yang digunakan
Tugas akhir merupakan gambaran suatu karya ilmiah yang dapat digunakan untuk menilai karakteristik si penulis baik dari segi bahasa penulisan maupun gaya penyampaian. Untuk itu biasakan diri anda untuk menggunakan bahasa Indonesia yang sudah baku sesuai EYD=Ejaan yang disempurnakan. Jika gaya bahasa penulisan mudah dicerna dan dipahami, maka setiap pembaca akan dapat langsung mengerti tujuan penyampaian yang diinginkan penulis dan sebaliknya pembaca-pun akan merasa kesulitan jika gaya bahasa yang digunakan dalam penulisa tidak tepat bahkan terkesan semrawut.

4. Pengetikan
Umumnya semua mahasiswa sudah bisa mengetik, namun tidak semua mahasiswa bisa mengetik dengan baik dan benar. Bahkan masih sering ditemui mahasiswa lulusan sarjana mengetiknya masih berantakan (maaf terlalu kasar), hal ini sangat jarang diperhatikan, tugas akhir tentunya harus memiliki bobot pengetikan yang baik pula sehingga pandangan miris terhadap penulis dapat dihindari.

5. Program Aplikasi
Untuk mempermudah penyusunan tugas akhir anda, sebaiknya gunakan program aplikasi olah bahasa dan data yang sudah familiar seperti Word, Excel, Power Point, serta SPSS. Jangan sesekali mencoba menggunakan program aplikasi yang banyak orang belum mengerti.

6. Backup Data
Meskipun hampir semua mahasiswa memiliki media penyimpanan seperti flashdisk, diskdrive, dan sebagainya. Namun tidak jarang yang masih ditemui mengeluh karena kehilangan data baik yang disebabkan karena virus dan lainnya. Untuk itu jangan segan-segan menyalin data anda secara rutin (setidaknya setiap satu minggu sekali dilakukan backup data). Jika perlu setiap anda berkunjung ke rumah teman anda, mintalah izin untuk menyalin data anda.

7. Karakteristik Dosen Pembimbing
Setelah anda tahu siapa dosen pembimbing anda sebaiknya terlebih dahulu anda harus mencari tahu bagaimana karakteristik dosen pembimbing anda (apakah ia idealis, perfectionis, bengis, atau killeris). Caranya dengan banyak bertanya pada senior-senior yang sudah lulus atau bahkan dosen lainnya bagaimanakah dia, maunya bagaimana, biasanya bagaimana, dan seterusnya.

8. Menentukan rancangan atau desain penelitian
Kendala yang umumnya ditemui setelah judul diterima atau di ACC adalah rancangan penelitian yang akan digunakan, apakah deskriptif, eksploratif, analitik, maupun ekperimental. Jika dilihat secara keseluruhan rancangan tersebut maka pendekatan yang dapat digunakan adalah cross sectional atau longitudinal. Karena hingga saat ini antara penelitian deskriptif dan analitik masih ditemukan pendekatan dengan mengunakan rancangan tersebut.

Perlu diingat bahwa jika kita ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab, faktor-faktor yang mempengaruhi, dan faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya penyakit atau masalah yang belum diketahui maka dapat digunakan rancangan eksplorasi case control. Namun sebaliknya jika ingin mengetahui tentang jumlah atau keadaan penyakit tertentu dalam suatu kelompok populasi maka rancangan yang tepat adalah deskriptif cross sectional.

9. Variabel apa yang digunakan
Seperti diketahui bahwa di dalam suatu judul penelitian terdapat beberapa variabel yang tampak seperti halnya sebab akibat, ada variabel yang menyebabkan/ mempengaruhi dan ada yang dipengaruhi. Secara umum penelitian untuk tingkat diploma maupun sarjana dan pasca sarjana serta doktoral dibedakan atas tiap-tiap variabelnya. Apakah variabel yang akan digunakan berupa independen, dependen, moderator, intervening atau variabel kontrol. Pastikan kita tidak keliru menentukan variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

10. Populasi dan Sampel
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, karena populasi atau sampel merupakan gambaran objek/subjek yang akan diteliti apakah dapat mewakili untuk diteliti atau tid